Program Gerakan Mari Membaca Buku (Gemari Bacaku)
Salah satu dari fokus Yayasan Bangun Kecerdasan Bangsa adalah pendidikan. Sesuai dengan Tagline kami “Bangunkan Jiwa Cerdaskan Bangsa”, pendidikan merupakan hal yang menyita perhatian kami, dan YBKB sangat ingin berkontribusi dalam pendidikan. Salah satu bentuk kepedulian kami saat ini adalah dengan adanya Rumah Belajar Kita (RBK).
Rumah Belajar Kita adalah penggerak utama saat ini dalam program divisi pendidikan YBKB. Fokus pada pendidikan Character Building pada anak-anak dhuafa melalui kegiatan Non-Akademis seperti kerajinan tangan, permainan, dan wirausaha. Dan sejak tahun 2013 RBK berjalan, kami mendapati sebuah pandangan.
Pendidikan merupakan satu indikator utama untuk mengukur kemajuan suatu negara. Dan tingkat literasi merupakan parameter utama untuk pengukuran kualitas suatu sistem pendidikan.
Negara finlandia yang menduduki peringkat 5 untuk sistem pendidikan terbaik dunia(1), ternyata merupakan negara dengan tingkat literasi (kemampuan membaca dan menulis) paling tinggi di dunia. Sedangkan indonesia, berada jauh di peringkat ke 61(2).
Jika diperhatikan, negara berliterasi tinggi rata-rata mewajibkan siswa sekolahnya membaca sejumlah buku tertentu sebagai standar kelulusan. Pada tahun 1939, program serupa juga ternyata pernah dilakukan di sekolah AMS-Hindia Belanda(3).
Namun kini program tersebut seperti lenyap entah kemana. Sebagai anak-anak yang tumbuh dan hidup di era digital, kami mendapati bahwa menjadikan kebiasaan membaca buku sebagai aktifitas yang digemari adalah sebuah tantangan besar.
Selama tiga tahun terakhir program kelas belajar di Rumah Belajar Kita berjalan, kami menilai belum cukup berhasil membuat anak-anak didik memiliki hobi membaca. Ini bisa dilihat dari hasil survey yang kami lakukan terhadap 100 anak-anak didik dengan range usia 5-15 tahun di delapan titik kegiatan Rumah Belajar Kita.
Hasil survey menyatakan lebih dari 60% anak tidak memiliki koleksi buku bacaan, ironisnya, lebih dari 40% anak menyatakan jarang mengunjungi perpustakaan umum dan toko buku untuk sekedar membaca. Bahkan 10% diantaranya belum pernah mengunjungi keduanya.
Atas dasar itulah kami berinisiatif untuk membuat sebuah program dalam rangka menghadirkan budaya membaca buku di Indonesia. Program yang bernama “Gemari Bacaku”.
Tujuan utama dari program ini adalah untuk memantik semangat dan minat membaca buku khususnya di kalangan anak-anak dengan memberikan akses buku-buku berkualitas dan menarik bagi anak-anak.
Tidak hanya fasilitas buku, program ini juga bertujuan untuk mendorong para relawan pengajar dan anak muda Indonesia untuk bisa menjadi fasilitator yang bisa menghidupkan buku, sehingga membuat anak-anak menjadi gemar membaca buku.
Pada program ini kami membuka donasi bagi anda yang ingin berkontribusi baik dalam bentuk donasi buku maupun bentuk donasi uang.
Untuk berdonasi buku, berikut kriteria buku yang dibutuhkan:
- Komik anak (non-serial cantik dan non-dewasa)
- Komik edukasi
- Novel Anak dan umum (non-dewasa)
- Buku cerita/dongeng anak (termasuk di dalamnya, cerita rakyat, buku cerita bergambar, dll.)
- Buku pengetahuan (ensiklopedi, buku asal-usul/ penemuan, RPUL, NatGeo dll.)
- Buku keagamaan untuk anak
- Majalah anak dan umum
- Atlas dan peta
Untuk berdonasi buku, anda dapat mengirimkan ke kantor kami di Jl. Raya Tengah No.22 Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Atau bila ingin memberi bantuan dana, anda bisa masuk ke halaman khusus donasi.
Semoga Allah SWT melancarkan niat baik kami ini dan kami sangat berharap masyarakat pun akan mendukung untuk suksesnya Program Gemari Bacaku ini. Aamiin Ya Robbal’aalamiin
SUMBER:
1. http://worldtop20.org/
2. The World’s Most Literate Nations (WMLN) Penelitian yang dilakukan oleh John W. Miller, Presiden Central Connecticut State University, New Britain.
3. DARI PASAR DJOHAR KE DJALAN KEDJAKSAAN Oleh: Taufiq Ismail[Seminar Nasional Pengembangan Model Pembelajaran Sastra yang Komunikatif dan Kreatif, Universitas Negeri Semarang, Ahad, 7 Juni 2009