Persiapan menyambut Ramadan bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi seharusnya disambut dengan sebaik mungkin. Ramadan adalah bulan yang penuh keberkahan, di mana pintu rahmat Allah Swt. terbuka lebar, pahala dilipatgandakan, dan dosa-dosa diampuni bagi mereka yang bersungguh-sungguh dalam ibadah.
Bayangkan jika kita akan kedatangan tamu istimewa yang hanya datang sekali dalam setahun, tentu kita akan bersiap sebaik mungkin, membersihkan rumah, menyusun rencana, dan memastikan segala sesuatu berjalan dengan sempurna.
Begitu pula dengan Ramadan, bulan yang penuh rahmat dan ampunan dari Allah Swt. Kita tentunya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas ini hanya karena kurangnya persiapan. Rasulullah Saw. bersabda, "Sungguh telah datang kepadamu Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan atas kamu berpuasa di dalamnya..." (HR. Ahmad dan An-Nasa’i).
Persiapan menjelang Ramadan sebaiknya dimulai sejak bulan Sya’ban, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah Saw. yang memperbanyak ibadah di bulan ini sebagai bentuk persiapan menuju Ramadan. Dalam sebuah hadits, Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah Saw., "Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau banyak berpuasa seperti di bulan Sya’ban?"
Rasulullah Saw. menjawab, "Itu adalah bulan yang dilupakan oleh banyak orang, berada di antara Rajab dan Ramadan, padahal di bulan itu amalan manusia diangkat kepada Allah, dan aku suka ketika amalanku diangkat, aku dalam keadaan berpuasa." (HR. An-Nasa’i).
Hadits tersebut menegaskan bahwa doa menjelang Ramadan serta amalan ibadah lainnya sudah seharusnya dilakukan sejak sebelum bulan suci tiba, agar hati dan jiwa semakin siap dalam menyambutnya. Maka, sudahkah kita benar-benar siap menyambutnya dengan hati yang bersih, jiwa yang tenang, dan tekad yang kuat untuk meraih keberkahan?
Berikut 3 persiapan menyambut Ramadan yang harus betul-betul kita upayakan sebaik-baiknya.
Persiapan Fisik
Ramadan adalah bulan di mana umat Islam melaksanakan puasa selama sebulan penuh, menunaikan salat tarawih, memperbanyak tilawah Al-Qur’an, serta meningkatkan amal ibadah lainnya. Tanpa fisik yang prima, ibadah bisa terganggu dan kurang optimal.
Baca Juga:
Amalan-Amalan di Bulan Ramadan
Rasulullah Saw. bersabda, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim). Oleh karena itu, menjaga kesehatan dan stamina sejak sebelum Ramadan sangat penting agar tubuh siap menjalani segala aktivitas ibadah dengan penuh semangat.
1. Menjaga Pola Makan Sehat
Mempersiapkan tubuh dengan pola makan sehat sebelum Ramadan dapat membantu tubuh beradaptasi dengan perubahan pola makan saat puasa. Mengurangi konsumsi makanan berlemak dan tinggi gula serta memperbanyak asupan serat dan protein akan membantu menjaga energi selama berpuasa.
Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an, "Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raf: 31).
2. Melatih Tubuh dengan Puasa Sunnah
Salah satu cara terbaik dalam persiapan menuju Ramadan adalah dengan membiasakan diri berpuasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis atau puasa Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriyah). Hal ini membantu tubuh beradaptasi dengan pola makan saat Ramadan.
3. Menjaga Kebugaran dengan Olahraga Ringan
Menjalankan olahraga ringan sebelum dan selama Ramadan akan membantu tubuh tetap bugar dan tidak mudah lemas saat berpuasa. Olahraga seperti berjalan kaki, yoga, atau peregangan bisa menjadi pilihan agar tubuh tetap aktif tanpa membebani fisik.
4. Mengatur Pola Tidur yang Baik
Persiapan menjelang Ramadan juga mencakup pembiasaan pola tidur yang lebih teratur. Waktu tidur akan berubah selama Ramadan karena adanya sahur dan ibadah malam. Oleh karena itu, membiasakan tidur lebih awal dan bangun sebelum fajar akan membantu tubuh lebih mudah menyesuaikan diri saat Ramadan tiba.
5. Menjaga Hidrasi dan Menjaga Stamina
Menjaga kecukupan cairan tubuh dengan minum air yang cukup sebelum Ramadan sangat penting agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik selama berpuasa. Kurangnya asupan air bisa menyebabkan tubuh mudah lelah dan dehidrasi.
Persiapan Harta
Mengelola harta dengan baik untuk kebutuhan Ramadan sangat penting agar dapat menjalankan ibadah dengan tenang dan optimal. Islam mengajarkan keseimbangan antara mencari rezeki, menafkahkan harta, dan berbagi kepada sesama. Rasulullah Saw. bersabda, “Sebaik-baik harta adalah yang berada di tangan orang saleh.” (HR. Ahmad).
Baca Juga:
Memahami Keutamaan Ramadan dan Amalan Terbaiknya
1. Menyiapkan Dana untuk Zakat dan Sedekah
Persiapan menuju Ramadan mencakup menghitung dan menyisihkan sebagian harta untuk zakat maal, zakat fitrah, serta sedekah kepada fakir miskin. Allah berfirman, "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka." (QS. At-Taubah: 103).
2. Mengelola Keuangan untuk Kebutuhan Ramadan
Agar ibadah berjalan lancar, penting untuk mengatur pengeluaran dengan bijak. Persiapan menjelang Ramadan sebaiknya mencakup perencanaan anggaran untuk kebutuhan sahur, berbuka, serta ibadah lainnya seperti membeli mushaf Al-Qur’an atau perlengkapan ibadah.
3. Menabung untuk Ibadah dan Amal di Akhir Ramadan
Bulan Ramadan juga memiliki keistimewaan di sepuluh malam terakhir, di mana ada malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan. Banyak Muslim yang meningkatkan ibadahnya di akhir Ramadan dengan i’tikaf di masjid atau berinfaq lebih banyak.
Dengan persiapan harta yang matang, Ramadan dapat dijalani dengan penuh keberkahan tanpa harus khawatir tentang kebutuhan sehari-hari. Mengelola harta dengan baik juga menjadi bukti syukur kepada Allah Swt. dan bentuk kepedulian terhadap sesama.
Persiapan Ilmu
Persiapan menyambut Ramadan tidak hanya berkaitan dengan kesiapan fisik dan materi. Yang paling penting yakni kesiapan ilmu agar ibadah yang dijalankan bernilai sah dan diterima di sisi Allah Swt.
Ramadan adalah bulan penuh berkah yang di dalamnya terdapat banyak amalan istimewa, seperti puasa, tarawih, tilawah Al-Qur'an, serta berbagai amal kebajikan lainnya. Namun, tanpa pemahaman yang benar, ibadah tersebut bisa menjadi sia-sia atau bahkan keliru dalam pelaksanaannya.
Rasulullah Saw. bersabda, "Barang siapa yang dikehendaki Allah mendapatkan kebaikan, maka Allah akan memahamkannya dalam urusan agama." (HR. Bukhari dan Muslim).
1. Memahami Hukum dan Tata Cara Puasa
Puasa di bulan Ramadan merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang telah baligh dan berakal. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk mengetahui hukum, rukun, dan hal-hal yang membatalkan puasa agar ibadah yang dilakukan tidak sia-sia.
2. Mempelajari Keutamaan Ramadan dan Malam Lailatul Qadar
Persiapan menjelang Ramadan juga mencakup pemahaman tentang keutamaan bulan ini, terutama tentang Lailatul Qadar. Allah berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Lailatul Qadar. Dan tahukah kamu apa itu Lailatul Qadar? Malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadr: 1-3)
3. Menyadari Bahaya Maksiat yang Merusak Pahala
Banyak orang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa selain rasa lapar dan haus karena mereka masih melakukan perbuatan yang merusak pahala puasa. Rasulullah Saw. bersabda, "Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dosa, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Bukhari).
Ini menunjukkan bahwa ilmu tentang menjaga lisan, hati, dan perbuatan dari maksiat sangat penting dalam persiapan menuju Ramadan. Agar puasa yang dijalankan benar-benar bernilai di sisi Allah.
4. Mengucapkan Tahniah dan Memperbanyak Doa Menjelang Ramadan
Di antara adab yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. dalam menyambut bulan suci Ramadan adalah menampakkan kegembiraan dan saling memberi tahniah (ucapan selamat) kepada sesama Muslim.
Selain mengucapkan tahniah, memperbanyak doa menjelang Ramadan juga merupakan amalan yang dianjurkan. Berikut contoh doa menyambut Ramadan yang bisa kita amalkan:
اللَّهُمَّ سَلِّمْنِي مِنْ رَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا
"Allahumma salimnî min Ramadlâna wa sallim Ramadlâna lî wa tasallamhu minnî mutaqabbalan."
Artinya: “Ya Allah, sampaikan aku [dengan selamat menuju bulan] Ramadhan. Sampaikanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah [amal-amal]ku [di bulan] Ramadhan.)” (HR. Ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, Kairo: Dar al-Hadits, 2007, hlm. 311).
اللّٰهمَّ أَظَلَّ شَهْرُ رَمَضَانَ وَحَضَرَ، فَسَلِّمْهُ لِي وَسَلِّمْنِي فِيهِ وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي، اللهمَّ ارْزُقْنِي صِيَامَهُ وَقِيَامَهُ صَبْرًا واحْتِسَابًا وَارْزُقَنِي فِيْهِ الْجَدَّ وَالْإِجْتِهَادَ والقُوَّةَ والنَّشَاطَ، وَأَعِذْنِي فِيهِ مِنَ السّآمَةِ وَالفَتْرَةِ وَالكَسَلِ والنُّعَاسِ, وَوَفِّقْنِي فيه لِلَيْلَةِ الْقَدْرِ وَاجْعَلهَا خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Allahumma adhalla syahru ramadhâna wa hadlara, fa sallimhu lî wa sallimnî fîhi wa tasallamhu minnî. Allahummarzuqnî shiyâmahu wa qiyâmahu shabran wahtisâban, warzuqnî fîhil jadda wal ijtihâda wal quwwata wan nasyâtha, wa a’idznî fîhi minassâmati wal fatrati wal kasali wan na’âsi, wawaffiqnî fîhi li lailatil qadri waj’alhâ khairan min alfi syahrin”.
Artinya: “Ya Allah, bulan Ramadhan sudah membayangi dan datang. Maka, sampaikanlah [bulan] Ramadhan kepadaku, dan sampaikanlah aku [dengan selamat] ke dalamnya, dan terimalah [amal-amal]ku [di bulan] Ramadhan. Ya Allah, karuniailah aku kesabaran dan [niat tulus] mengharap [pahala dan ridha-Mu] atas puasa [Ramadhan]ku dan [qiyamul lail]ku. [Ya Allah], karuniailah aku dalam [bulan] Ramadhan kesungguhan hati, ketekunan, kekuatan, dan vitalitas. [Ya Allah], lindungilah aku dalam [bulan] Ramadhan dari kebosanan, lemah lesu, kemalasan, dan lemas/[banyaknya kantuk]. [Ya Allah], sukseskanlah aku dalam [mendapatkan] lailatul qadar di [bulan] Ramadhan [ini], dan jadikanlah [pahala atau kebaikan]nya [lebih] baik dari seribu bulan.” (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, 2007, halaman 312).
Baca Juga:
لما حضر رمضان قلت: يا رسول الله, قد حضر رمضان فما أقول؟ قال: قولي: اللهمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي.
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annî”
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Memaafkan, mencintai “maaf”, maka maafkanlah diriku.” (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, 2007, halaman 312).
Ramadan adalah bulan penuh keberkahan yang sudah sepatutnya kita sambut dengan persiapan yang matang, baik dari segi ilmu, fisik, maupun harta. Persiapan menyambut Ramadan untuk memastikan bahwa kita dapat menjalani setiap ibadah dengan maksimal dan penuh kesungguhan.
Oleh karena itu, marilah kita memanfaatkan waktu yang tersisa untuk memperbaiki diri, memperbanyak amal, serta memanjatkan doa menjelang Ramadan. Semoga Allah Swt. memberi kita kesempatan untuk mengisi bulan suci ini dengan ibadah yang diterima dan keberkahan yang melimpah.