KIAT BERHENTI MEROKOK
Kebanyakan orang yang iseng mencoba-coba merokok biasanya merasa bahwa kelak akan dengan mudah untuk berhenti jika mereka mau. Padahal, kenyataannya tidak. Bahkan banyak sekali dari mereka akhirnya kecanduan berat dan terjebak di dalamnya.
Biasanya, mereka akan sadar ketika tubuh mulai menunjukkan sinyal-sinyal buruk, atau melihat ada orang terdekatnya menjadi “korban” akibat merokok.
Lalu bagaimana cara menghindari ketertarikan terhadap rokok dan cara agar tetap konsisten untuk berhenti dari kebiasaan ini?
Mungkin Anda perlu mencoba langkah-langkah berikut:
1. Buat Perencanaan
Langkah pertama adalah membuat target kapan Anda akan berhenti merokok. Hal ini dilakukan untuk memberikan afirmasi sehingga terekam dalam memori dan alam bawah sadar Anda.
Lingkari kalender dan atur reminder di ponsel Anda. Berikan kutipan-kutipan penyemangat dalam perjalanan Anda berhenti dari kecanduan rokok ini. Berat memang, tapi percayalah, dengan keyakinan Anda dapat melewatinya.
2. Siapkan Mental untuk Menghadapi Perasaan Gelisah
Ini realitanya, rokok mengandung nikotin yang menyebabkan adiksi. Hal tersebut bukanlah sugesti semata tapi memang secara fisik benar adanya. Ketika Anda merokok, ada senyawa kimia yang memanipulasi otak Anda sehingga membuat diri merasa butuh akan zat tersebut.
Konsekuensinya? Tentu saja tubuh Anda akan bereaksi, secara fisik bagi sebagian orang mungkin akan merasa berkeringat, mulut yang hambar atau asam, serta rasa cemas yang bertubi-tubi. Oleh karena itu, hal ini perlu Anda ketahui di awal sehingga akan menguatkan saat Anda mengalaminya.
3. Bersihkan Rumah Anda
Singkirkan asbak, pemantik, dan tentu saja, rokok dari rumah Anda. Cuci sprei, gorden, dan pakaian-pakaian yang beraroma asap rokok untuk supaya Anda tidak tergiur mencobanya. Ingat, sekali saja Anda kalah, maka upaya harus diulang dari awal.
4. Buat “Kesibukan”
Mood dan keinginan bisa dimanipulasi dengan kesibukan. Pastikan tubuh Anda bergerak guna mengalihkan energi ingin merokok dengan kegiatan lain yang lebih bermanfaat. Cara terbaik adalah dengan berolahraga, pilih lari, jalan cepat, atau sekadar mengikuti gerakan cardio dari YouTube.
Saat di kantor, mungkin cara di atas tidak bisa dilakukan. Pilih kegiatan lain seperti:
– Mengunyah permen karet atau menghisap permen yang keras
– Minum air yang banyak
– Berupaya rileks menarik napas yang panjang (Cobalah berlatih pernapasan perut!)
– Ajak ngobrol teman (saat jam istirahat)
5. Menghindari Pemicu Hasrat Merokok
Biasanya pemicu ini bisa berasal dari orang, tempat, benda, dan situasi yang membuat Anda ingin merokok (karena sudah otomatis/habit). Sebaiknya Anda harus memahaminya sejak awal an segera membuat daftarnya, misalnya saja:
– Buang semua stok rokok yang ada, korek api, dan asbak dari sekitar Anda.
– Untuk sementara, hindari kopi atau kafein yang biasanya menjadi pendamping saat merokok. (Ganti dengan air putih, jus, atau infused water yang saat ini sedang populer).
– Upayakan jangan berkumpul dengan teman-teman yang sedang merokok (biasanya saat istirahat kantor atau di tempat nongkrong)
– Hindari tempat-tempat yang banyak perokoknya, pilih ruangan non-smokers.
– Usahakan untuk mulai mengubah menu makanan Anda menjadi lebih sehat dan istirahat yang cukup (karena kelelahan akan membuat Anda ingin merokok demi mendapatkan sensasi “rileks”).
– Ubah kebiasaan Anda yang sekiranya akan berhubungan dengan aktivitas merokok (misalnya saja, saat nonton bola atau main games komputer).
6. Makan Buah, Sayuran, dan Makanan Sehat lainnya
Memilih makanan sehat akan membantu proses detoksifikasi sehingga nikotin dalam tubuh Anda luruh. Pelan namun pasti, nantinya tubuh Anda akan mulai terbiasa dan tidak memunculkan rasa candu akan nikotin.
7. Tetap Positif
Berhenti merokok itu sulit. Ada yang menyerah dalam hitungan jam, hari, atau minggu. Ada cara menarik, Anda hanya perlu mengatur mindset jika proses ini akan berlangsung satu hari, bukan selamanya. Ketika hari sudah malam, apresiasi usaha Anda dan katakan bahwa esok pasti bisa dilalui kembali.
Sebaliknya, jika Anda gagal pada hari itu (karena kemungkinan besar lingkungan Anda yang menawarkan dan tidak sanggup menolak), jangan putus asa. Perasaan tidak enak itu sangat wajar. Hal yang tidak wajar adalah ketika Anda membiarkan diri “sakit” hanya demi solidaritas.
8. Minta Bantuan
Bilang kepada pasangan, keluarga, dan sahabat kapan Anda akan berhenti merokok. Jangan sungkan untuk meminta dukungan mereka pada hari pertama dan seminggu setelahnya. Mereka pasti akan dengan senang hati mendampingi Anda melalui masa-masa berat tersebut. Beri tahu mereka bahwa dukungan mereka sangat penting.
9. Berkumpul dengan Teman yang Tidak Merokok
Mungkin ini akan sangat sulit bagi sebagian orang yang memang lingkungan kesehariannya masih banyak perokok aktifnya. Percayalah, mereka pun pasti dalam hati kecilnya ingin juga berhenti dari kebiasaan merokok, namun belum tahu caranya atau gagal.
Tidak perlu berdebat, tidak perlu juga sungkan untuk menolak. Pertemanan Anda lebih berharga ketimbang rasa risih saat menolak rokok yang mereka tawarkan. Anda juga bisa mengurangi intensitas untuk sementara, jika memang memungkinkan.
Hal ini akan menjadi batasan penting alias tembok bagi kawan-kawan yang masih merokok. Nantinya, teman-teman Anda pun akan memahami keputusan yang Anda ambil.
10. Buat Jurnal Harian
Jangan bilang Anda tidak bisa menulis. Sebetulnya, sesederhanya “hari ini berat banget nolak pas di kantor, untung pas mules perut jadi bisa kabur”. Mencatat perjalanan Anda dalam berhenti merokok pasti akan seru dan menguatkan di kemudian hari.
Anda bisa menulisnya di buku kecil atau fitur catatan di ponsel. Ketika hari demi hari berlalu, Anda akan takjub sendiri saat membaca catatan perjuangan hari sebelumnya. Pastinya ada rasa “mengkhianati” ketika harus menyerah saat itu juga.
Catatan ini juga bisa menjadi kenang-kenangan yang kelak Anda bisa bagikan ke teman-teman yang ingin berhenti dari kebiasaan merokok.
11. Kunjungi Rumah Sakit dan Penderita Akibat Rokok
Terdengar konyol tapi mungkin akan berhasil. Beberapa produk rokok ada yang memasang gambar-gambar penyakit akibat zat racun yang terkandung di dalamnya. Namun, masih banyak orang yang tidak peduli akan hal tersebut.
Namun apa jadinya jika Anda melihat langsung penderita akibat rokok? Bisa saja lain cerita. Anda juga akan melihat betapa keluarga pun akan terlibat dalam pengobatan. Uang habis, pekerjaan sudah pasti terganggu, dan banyak kerugian lainnya yang bisa Anda lihat dengan mata kepala sendiri.
Banyak orang berpikir kalau sakit itu urusan mereka. Tapi ternyata tidak. Bahkan anggaran dana BPJS justru banyak terkuras untuk mendanai pengobatan akibat rokok ini. Berlum lagi termasuk mereka yang perokok pasifnya.
12. Miliki Alasan yang Kuat
Ditaruh paling akhir bukan berarti tidak penting. Justru ini adalah hal yang paling pokok untuk dimiliki sebelum melakukan perencanaan. Motivasi terkuat itu datangnya bukan dari orang lain. Mungkin bisa, tapi sifatnya hanya sementara.
Tanyakan kepada diri sendiri, “Mengapa saya harus berhenti?”, cari alasan terkuat Anda. Karena kelak, hal tersebut akan menjadi bahan bakar selama proses terapi ini.
Buatlah alasan-alasan besar, seperti, “Saya ingin ikhtiar sehat supaya bisa mendampingi anak meraih cita-citanya”, “saya tidak ingin keluarga saya sakit”, atau “saya ingin ketika berhaji, kondisi saya masih bugar”.
Demikian cara menghindari ketertarikan terhadap rokok berikut tips yang mungkin akan bermanfaat untuk Anda. Toh, jika Anda saat ini belum ingin, minimal tentukan saja dulu tanggalnya, bulannya, atau tahunnya.
Semoga berhasil, dan semangat ya!