Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Sebuah pernyataan yang pasti sering kita dengar. Ketika kita mendapat nikmat dari Allah, selain kita bersyukur dalam bentuk lisan maka yang perlu kita lakukan adalah membantu orang lain. Kenapa? Karena selain untuk kebaikan diri sendiri, ada begitu banyak orang-orang yang belum beruntung dari segi materi ataupun immateri, bahkan bisa jadi keduanya. Hal inilah yang menyebabkan ketimpangan sosial saat ini.
Indonesia, sebuah negara kaya. Nyatanya masih memiliki begitu banyak problematika yang ada. Sehingga dibutuhkan begitu banyak orang-orang yang memiliki kesadaran tinggi dan peduli untuk membuat perubahan nyata demi Indonesi jaya.
Sampai akhirnya, bertemulah saya dengan dengan sekumpulan orang-orang dengan visi dan misi yang sama seperti saya. Yayasan Bangun Kecerdasan Bangsa namanya atau biasa disingkat YBKB. Berdiri sejak tahun 2007 lalu, ada begitu banyak program yang diluncurkan guna mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Dengan visi menghasilkan generasi yang cerdas, mandiri, dan berakhlak mulia. Dan misi YBKB yaitu menggali, membina, dan mengembangkan potensi masyarakat dalam berbagai bidang untuk mempunyai sikap bertanggung jawab terhadap keluarga, lingkungan, agama, bangsa, dan negara. Maka YBKB memilih langkah dengan mengembangkan 4 bidang, diantaranya bidang pendidikan, sosial kebudayaan, keagamaan, dan hukum.
1. Cerdaskan Anak Bangsa Melalui Pendidikan
Pada dasarnya setiap anak terlahir dengan fitrah alami salah satunya yaitu senang belajar. Setiap bayi atau batita yang saya jumpai tak pernah merasa cukup untuk belajar. Mereka selalu terus belajar dan belajar. Belajar berjalan contohnya, ketika mereka jatuh mereka tak akan ragu untuk bangkit dan mencobanya lagi. Hampir tidak pernah pula dari mereka yang malas dalam mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai macam hal pun kerap terucap dari mulutnya.
Namun kenapa ketika mereka sudah remaja ataupun dewasa, banyak saya temukan anak-anak yang sudah bosan untuk belajar? Banyak anak yang putus sekolah sebelum mencapai syarat wajib pendidikan padahal kondisi keluarganya tergolong mampu untuk menyekolahkan. Ada juga yang setelah menyelesaikan namun memilih untuk bekerja dengan alasan sudah bosan belajar.
Saya sering berpikir, pasti ada faktor yang membuat mereka menjadi enggan atau jenuh untuk terus belajar. Entah itu faktor dari lingkungan keluarga, sekolah, atau masyarakatnya. Karena mengingat pendidikan tidak lepas dari ketiga faktor tersebut.
Disinilah Rumah Belajar Kita hadir, salah satu komunitas binaan YBKB, yang mencoba menanamkan nilai dan prinsip RBK yaitu semangat belajar, semangat berkolaborasi, dan semangat berbagi. Tentunya dengan membuat kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dalam menimba ilmu. Komunitas yang berdiri sejak 13 Januari 2013 ini memiliki visi yaitu melahirkan generasi yang beradab melalui gerakan literasi.
a. Kelas Belajar Mengajar (KBM)
Merupakan kegiatan awal di Rumah Belajar Kita yang diadakan di akhir pekan ini berfokus pada pendidikan karakter untuk anak-anak kelas menengah ke bawah. Untuk saat ini KBM baru dapat ditemukan di daerah Pisangan, Kuningan Barat, Pasar Rebo, Kramat Jati, Depok, Manggarai, Duren Sawit, dan Pamulang.
Tujuan dari kelas ini yaitu antara adik-adik RBK dan relawan RBK sama-sama memiliki wadah untuk terus belajar. Adik-adik dapat belajar dari materi yang diberikan oleh kakak relawan, disamping itu mereka pun dapat belajar bagaimana berinteraksi, berkolaborasi, dan berkompetisi dari kegiatan yang diadakan.
Sedangkan untuk relawan, diharapkan memiliki kesempatan dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka. Seperti belajar dalam berorganisasi, serta melatih jiwa kepemimpinannya.
b. Gerakan Mari Membaca Buku (GEMARI BACAKU)
Pendidikan tidak akan lepas dari literasi. Minimnya tingkat literasi Indonesia, membuat Indonesia berada di posisi buntut dari negara-negara lain. Sesuai dengan visi RBK, maka pada tahun 2017 dibangunlah sebuah gerakan untuk menumbuh kembangkan budaya literasi di lingkungan masyarakat.
Kecilnya tingkat literasi Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dari adik-adik binaan RBK yang disurvey oleh para relawan. Rendahnya daya baca mereka mereka tida lepas dari minimnya akses buku bacaan yang memadai. Buku-buku yang mereka punya lebih kepada buku pelajaran sekolah. Tidak hanya itu, ada beberapa sekolah yang ternyata tidak memiliki perpustakaan sekolah. Harga buku pun dirasa cukup mahal. Sehingga mereka semakin jauh akan buku.
Di tahun pertama Gemari Bacaku diadakan, dibuatlah taman baca di masing-masing titik RBK. Dengan variasi buku yang dapat meningkatkan daya baca untuk anak-anak. Dengan harapan mereka tergerak untuk membaca buku-buku tersebut.
Di tahun kedua, RBK menambahkan kegiatan wisata belanja buku di toko buku yang cukup terkemuka. Dengan tujuan agar adik-adik dan para relawan mulai menyukai kegiatan membeli buku. Karena menurut survei, ketika mereka memiliki cukup uang, maka jajanan atau barang konsumtif lainnya yang akan mereka beli.
Di kegiatan wisata belanja buku, adik-adik diberi voucher belanja buku senilai Rp 300.000/orang, dan mereka pun dipandu dalam memilih buku. Buku-buku yang sudah beli, kemudian ditaruh di taman baca dimana mereka bernaung. Berharap, buku yang mereka pilih semakin dapat menambah minat baca dan dapat saling bertukar buku bacaan dengan yang lain. Kegiatan ini ternyata cukup membuat adik-adik antusias. Beberapa dari mereka bahkan menanyakan apakah di tahun berikutnya akan ada kegiatan serupa. Karena ternyata mereka sudah membuat daftar beberapa buku yang ingin dibeli.
Tidak hanya untuk kalangan sendiri, RBK juga berusaha untuk membuat taman baca di tempat lain dengan bekerja sama dengan organisasi di wilayah tersebut. Berharap, dari kerja sama yang terjalin maka semakin banyak masyarakat yang mendapatkan akses buku-buku bacaan berkualitas dan juga dapat dijadikan sebagai wadah untuk kegiatan yang positif di daerah tersebut.
Selain infrastruktur yang dibuat, RBK di bawah naungan YBKB pun kerap mengadakan seminar membaca dan menulis. Menanamkan pentingnya membaca kepada para peserta seminar lalu menuangkan karya mereka melalui tulisan. Tidak hanya penulis buku yang dihadirkan, ada pula pendongeng yang turut menyemarakkan kegiatan tahunan ini. Dimana dari pendongeng ini, relawan belajar bagaimana caranya untuk menanamkan minat baca kepada adik-adik yang berada di usia dini atau yang duduk di bangku Sekolah Dasar.
2. Menanamkan Kesadaran Gaya Hidup Sehat melalui Goodlife Society
Bukan hal yang asing menemukan banyak sekali pemuda-pemuda masa kini yang terjebak dalam lingkup gaya hidup tidak sehat. Kalau ini terus dibiarkan, hanya tinggal menunggu waktu sampai orang-orang terdekat yang kita sayangi terkena dampaknya. Bisa jadi kitalah yang ikut terseret ke dalamnya.
Dengan tagline “When you do a lot of good things, a good life will come to you. If you have a good life, a lot of good things will come to you” Goodlife Society mengajak kawula muda untuk mengkampanyekan banyak kebaikan kepada sesama.
a. 6 Pilar Goodlife Society untuk hidup sehat penuh semangat
Tidak tanggung-tanggung. Untuk memerangi life style yang semakin “menjadi-jadi” saat ini, Goodlife mengkampanyekan 6 pilar goodlife, yaitu No smoking, No drugs, No alcohol, No premarital sex, No violence, dan No Littering. Tentunya 6 pilar tersebut sudah tidak asing dengan kita. Dengan berkontribusi di kegiatan ini, maka kita pun dapat meminimalisir hal-hal terburuk yang mungkin akan terjadi menimpa generasi muda di masa mendatang. Dimana gaya hidup tersebut memang lebih banyak menyerang anak muda.
b. Ekspresikan dirimu dalam wadah-wadah yang positif
Sebagai tindak lanjut dari 6 pilar tadi, Goodlife membuat komunitas sebagai sarana generasi muda dalam menuangkan kegemarannya. Diantaranya adalah GARISS bagi yang menyukai futsal dan sepakbola. Dan juga Goodlife Runners bagi pecinta kegiatan berlari.
Ada pula kegiatan Bersihkan Jalan Sehatkan Badan atau biasa dikenal BJSB. Kegiatan yang rutin diadakan setiap akhir bulan dengan membersihkan jalan pagi sambil memungut sampah. Sesuai dengan temanya, dengan melakukan kegiatan ini badan kita menjadi sehat, jalanan pun menjadi bersih bebas dari sampah.
c. Bersama-sama Memandirikan Anak Yatim
Sebuah program bernama MY YBKB yang merupakan kepanjangan dari Mandirikan Yatim Yayasan Bangun Kecerdasan Bangsa ini mengajak para remaja yatim berusia 16-20 tahun untuk melakukan serangkaian kegiatan guna mengembangkan kemampuan agar lebih siap dalam mempersiapkan masa depan. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu para peserta akan diajak untuk mengikuti bimbingan dari mentor dan pelatihan-pelatihan berupa praktek langsung dari ahlinya.
3. Membangun kehidupan islami bersama Majelis Al-Balad & KTMU
Apalah arti kehidupan kalau jiwa kita tidak diisi oleh nilai-nilai aqidah. Pada bidang keagamaan ini, terdapat 2 komunitas yang dinaungi oleh YBKB, yakni Majelis Al-Balad dan KTMU. Dari 2 komunitas ini, diharapkan kita bisa saling mengingatkan, berbagi, serta memiliki wadah untuk menjalankan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui KTMU (Komunitas Ta’aruf Membangun Umat), kita bisa mendapatkan pasangan hidup sesuai ajaran Islam yang sesungguhnya. Sedangkan Majelis Al-Balad didirikan sebagai tempat untuk memperdalam ilmu keagamaan dan juga sebagai wadah berbagi kepada mereka yang membutuhkan terutama bagi anak yatim dan dhuafa.
a. Indahnya berbagi dalam santunan mingguan
Setiap akhir pekan, YBKB melalui Majelis Al-Balad rutin mengadakan doa bersama dan santunan kepada anak yatim dan dhuafa. Santunan diberikan guna membantu dalam meringankan kebutuhan mereka.
b. Mengisi kegiatan positif di bulan penuh keberkahan
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang paling istimewa bagi umat Islam, karena Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda jikalau kita melakukan kebaikan-kebaikan pada bulan ini. Untuk mengisinya, Majelis Al-Balad yang didukung oleh YBKB melakukan banyak kegiatan positif. Dengan tema Festival Ramadhan, kegiatan ini meliputi lomba cerdas cermat, tadarus bersama, yang kemudian dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama adik-adik yatim dan dhuafa sebanyak 50 orang di setiap harinya.
Acara puncak dari kegiatan ini yaitu pengumuman lomba cerdas cermat, pembagian santunan pendidikan serta paket lebaran untuk 200 anak-anak yatim serta dhuafa, dan acara hiburan untuk menyemarakkan suasana Ramadhan. Tidak hanya berbagi kepada adik-adik yatim dan dhuafa. Majelis Al-Balad pun mengadakan pembagian zakat fitrah kepada 100 lansia, dhuafa, dan janda-janda yang berada di lingkungan sekitar kantor Yayasan Bangun Kecerdasan Bangsa.
c. Mendalami Ilmu Al-quran untuk Anak-Anak
Tujuan didirikannya TPQ dan Rumah Tahfidz yaitu menanamkan cinta terhadap Al-quran sedari usia dini. Dimana adik-adik ini diharapakan dapat lancar membaca Al-quran bagi yang belum lancar membacanya melalui TPQ. Serta Rumah Tahfidz ditujukan untuk mencetak generasi-generasi penghafal Al-quran. Kegiatan ini rutin diadakan setiap sore hari.
d. Berbagi Kebahagian dengan Berqurban
Tidak hanya di bulan Ramadhan, kegiatan rutin tahunan yang diadakan oleh YBKB dan Majelis Al-Balad yaitu berbagi qurban. Insya Allah dari tahun ke tahun selalu ada pertambahan untuk jumlah mustahiq. Tahun ini, YBKB menargetkan ada 200 anak yatim dan 100 janda lansia yang akan mendapatkan hak nya tersebut.
e. Bertemu Tambatan Hati Sesuai Syar’i
Bagi yang masih single dan ingin mencari jodoh sesuai dengan ajaran Islam, bisa bergabung dengan KTMU (Komunitas Ta’aruf Membangun Umat) dengan mendaftarkan diri melalui website-nya. Komunitas ini dibangun sebagai bentuk keprihatinan terhadap permasalahan generasi muda saat ini seperti free sex, tindak pelecehan terhadap kaum hawa, hingga tingginya kasus perceraian yang terjadi di Indonesia.
KTMU hadir tidak hanya sebagai ajang pencarian jodoh, tapi juga ada pembekalan berupa pembinaan rutin sebelum ta’aruf, setelah ta’aruf sampai terlaksananya akad nikah, dan juga pembinaan setelah menikah. Hal ini tidak lepas sebagai ikhtiar dalam mencapai keluarga sakinah mawaddah warohmah.
Selain pembinaan, KTMU juga mengadakan silaturrahim kepada sesama anggota. Kegiatan ini biasanya dibarengi dengan kegiatan sosial. Dengan keakraban yang semakin kuat, kita pun dapat saling berbagi kebahagian dan juga mengkampenyakan kehidupan yang positif kepada masyarakat umum.
4. Cerdas Hukum dan Membangun Kesadaran akan Hukum
Selalu ada hukum di setiap sendi kehidupan. Sayangnya pengetahuan akan hukum, terutama untuk kalangan menengah ke bawah sangatlah kurang. Melalui bidang hukum, Yayasan Bangun Kecerdasan Bangsa sejak 14 Februari 2016 lalu mendirikan sebuah lembaga bernama Lembaga Bantuan Hukum Bangun Kecerdasan Bangsa (LBH BKB).
Dengan visi terbentuknya masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang sadar hukum, mengerti akan hak dan kewajiban berdasarkan hukum, dan berperan aktif dalam membangun tatanan kehidupan bermasyarakat, berbagngsa dan bernegara sesuai prinsip-prinsip. LBH BKB berusaha memberikan bantuan kepada masyarakat menengah ke bawah dan yang teraniaya dan mengadakan penyuluhan secara cuma-cuma.
==================================================================
Selain program-program dari semua bidang tadi, masih terdapat program lainnya. Seperti Wakaf Jariyah lahan produktif. Dimana YBKB membeli lahan-lahan dan mengembangkannya untuk kepentingan wakaf. Beberapa program lain pun sedang dirancang dan akan terus dibuat guna mencapai kesejahteraan bersama.
Beruntungnya, saya memiliki kesempatan untuk turut berkontribusi untuk membuat perubahan nyata melalui YBKB. Dapat berbagi dan memberi manfaat kepada orang lain hanyalah efek dari apa yang sudah kita lakukan. Sejatinya, potensi diri yang terus tergali merupakan hal yang paling berharga. Dengan sering mengasah diri dalam menjalankan program-program untuk kepentingan bersama, secara tidak langsung kita sedang berproses menjadi pribadi yang lebih baik.
Bertemu dan bercengkrama dengan orang-orang yang memiliki visi-misi yang sama. Mendedikasikan hidup untuk kebaikan terhadap diri sendiri dan sesama, semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah. Dengan saling bersinergi, tentu tujuan yang ingin dicapai bisa lebih cepat diraih. Bukankah itu termasuk sebuah nikmat?
Banyak yang pesimis dengan kondisi Indonesia saat ini. Tetapi ada juga segelintir manusia yang optimis dan berupaya untuk mencapai perubahan yang berarti. Bukankah kita merupakan ciptaan Allah yang paling sempurna? Lalu disaat kita berada dalam kondisi sosial yang jauh dari kata tersebut, maka dimana yang letak kesalahannya? Tidak perlu ribut menyalahkan suatu kondisi, hanya perlu tindakan dan konsistensi untuk mencapai perubahan. Tidak perlu menunjuk ini tugas siapa, hanya perlu menunjuk diri sendiri dan bertanya, saya sudah berbuat apa?
CATATAN:
Tulisan ini adalah Hasil Karya Erma Septiana salah satu Relawan YBKB. Karya tulis ini dimuat sebagai bentuk Apresiasi YBKB terhadap peran para Relawan yang terus secara konsisten berbuat kebaikan dengan berkontribusi melalui Program-Program YBKB. #VolunteerIsTheNewHero