Bacaan diba’ atau Maulid ad-Diba’i termasuk salah satu bacaan yang sering dibaca saat memperingati maulid Nabi Muhammad Saw. Bacaan Maulid Nabi ini merupakan kumpulan shalawat yang berisi pujian kepada Rasulullah Saw., sejarah hari kelahiran Nabi Muhammad, serta ungkapan cinta sang penulis kepada nabi.
Perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad dilaksanakan dengan beragam tradisi di berbagai daerah di Indonesia. Namun, semua perayaan itu tidak lepas dari bacaan shalawat, salah satunya Maulid Diba’. Keindahan syair dan kedalaman maknanya akan meningkatkan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad Saw.
Asal-Usul Nama Maulid Diba’
Kata diba’ diambil dari nama penyusunnya yang mashyur dengan sebutan Ibnud Diba’. Sementara itu, nama lengkapnya adalah Wajihuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Umar bin Yusuf bin Ahmad bin Umar asy-Syaibani az-Zabidi asy-Syafi’I dan ia memiliki gelar Abul Faraj.
Bacaan diba’ atau Maulid Diba’ sebenarnya bukanlah nama khusus kitab ini. Pasalnya, semua isi dalam Maulid Diba’ merupakan ringkasan dari Maulid Syaraful Anam yang ditulis oleh Syekh Syihabuddin bin Qasim.
Keutamaan Membaca Maulid Diba’
Bacaan Diba’ memiliki sejumlah keutamaan yang sangat bermanfaat bagi umat muslim. Berikut ini beberapa keutamaan membaca Maulid Diba’:
1. Bernilai Pahala
Maulid Diba’ tidak hanya berisi shalawat atau pujian kepada Nabi Muhammad, tetapi juga terdapat sirah Nabawi, hadits, bahkan ayat al-Qur’an. Dengan demikian, membaca Maulid Diba’ juga dapat mendatangkan pahala. Sebab, dengan membacanya, sudah dipastikan kita juga membaca al-Qur’an sekaligus bershalawat.
Baca Juga:
10 Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Berikut ini hadits tentang pahala membaca al-Qur’an:
وَعَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا ,لاَ أَقُوْلُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ
رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, tetapi aliif itu satu huruf, laam itu satu huruf, dan miim itu satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
2. Menjalankan Perintah Allah Swt. untuk Bershalawat
Dalam al-Qur’an, Allah Swt. memerintahkan hamba-Nya yang beriman untuk bershalawat kepada Nabi. Dengan menjalankan perintah tersebut, artinya kita menaati Allah Swt. dan beribadah kepada-Nya.
Berikut ini ayat tentang perintah bershalawat:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
“Sesungguhnya, Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56).
3. Mendapatkan Keutamaan Shalawat
Ketika kita bershalawat kepada Nabi, maka Allah Swt. juga akan bershalawat untuk kita sebanyak 10 kali. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw.:
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا.
Dari Abdullah Ibnu Umar dan Ibnu ‘Ashi radhiyallahu ‘anhuma, ia mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.” (HR Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i).
Baca Juga:
Rayakan Maulid Nabi SAW di HaloZakat
4. Berpeluang Mendapatkan Syafaat Rasulullah Saw.
Syafaat merupakan permohonan atau permintaan kepada Allah Swt. untuk memberikan ampunan atau kelonggaran kepada seorang hamba. Syafaat dapat menjadi pertolongan pada hari kiamat kelak. Dalam hal ini, Nabi Muhammad Saw. merupakan sosok yang paling dinantikan syafaatnya.
Rasulullah Saw. bersabda:
أَوْلَى النَّاسِ بِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً
“Orang yang paling berhak mendapatkan syafaatku di hari kiamat adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku.” (HR Tirmidzi).
Sementara itu, menurut para ulama, membaca Maulid Diba’ juga memiliki banyak keutamaan. Salah satunya adalah media untuk mengingat dan meneladani Rasulullah Saw.
Dengan mempelajari sejarah hidup Nabi yang tertulis dalam Maulid Diba’, kita akan makin mengenal sosok Nabi Muhammad sebagai teladan yang sempurna. Hal ini akan meningkatkan rasa cinta kepada sang nabi dan mendorong kita untuk meneladani akhlak beliau dalam kehidupan sehari-hari.
Dari segi isi dan kandungan, bacaan Diba’ banyak menuai pujian dari kalangan ulama. Salah satunya sebagaimana dijelaskan dalam kitab Mil’ul Awâni:
هَذَا الْكِتَابُ مُمَيِّزَاتٌ كَثِيْرَةٌ. أَبْرَزَ بِهِ الْمُؤَلِّفُ المُعْجِزَاتِ القُرْآنِيَّةِ وَأَنْوَارَ السُّنَّةِ النَّبَوِيَةِ سَاطِعَةً لَاشِيَةً فِيْهَا
Kitab ini memiliki perbedaan yang banyak (dengan kitab lainnya). Penyusun menjelaskan beberapa mukjizat dalam Al-Qur’an, dan cahaya hadits nabi yang jelas dan dan merata di dalamnya.” (Al-Anshari, Mil’ul Awâni, halaman 11).
Membaca Maulid Diba’ untuk Memaknai Maulid Nabi
Maulid Nabi Muhammad adalah hari kelahiran Nabi Muhammad yang jatuh pada 12 Rabiul Awal dalam kalender hijriah. Peringatan Maulid Nabi telah menjadi tradisi di kalangan umat Islam sebagai bentuk penghormatan, kecintaan, dan rasa syukur atas kehadiran Rasulullah dalam kehidupan manusia.
Akan tetapi, perlu ditekankan bahwa memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw. memiliki makna yang mendalam, bukan sekadar peringatan. Untuk memaknai Maulid Nabi, kitab bisa membaca bacaan Diba’ yang mengajak kita untuk mencintai, meneladani, memaknai perjalanan hidup Nabi.
Berikut ini beberapa hal yang bisa kita renungkan dalam memaknai Maulid Nabi:
1. Mengingat Sejarah Perjuangan Nabi
Peringatan Maulid Nabi mengajak kita untuk kembali mengingat sejarah perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan Islam. Beliau menghadapi berbagai tantangan dan cobaan demi menyampaikan risalah Allah Swt. Dengan mengingat sejarah ini, kita akan makin menghargai nikmat Islam yang kita miliki saat ini.
2. Meneladani Akhlak Nabi
Nabi Muhammad Saw. adalah uswatun hasanah (teladan yang baik). Melalui peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad, kita diajak untuk mempelajari akhlak, sifat, dan perilaku beliau yang mulia. Dengan meneladani beliau, kita berharap dapat menjadi pribadi yang lebih baik.
Baca Juga:
Gemakan Cahaya Ilahi di Ponpes Riyadhul Ahkam
3. Meningkatkan Rasa Cinta kepada Nabi
Mencintai Rasulullah Saw. merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Cinta kepada Rasul bukan hanya sekadar perasaan atau ucapan di bibir, tetapi juga harus diwujudkan dalam bentuk perbuatan nyata. Misalnya, dengan menjalankan perintah dan sunnah nabi, serta bershalawat kepada beliau.
4. Menumbuhkan Rasa Syukur atas Kelahiran Nabi
Sebelum Rasulullah Saw. lahir, masyarakat Arab hidup dalam zaman jahiliah. Kelahiran Nabi Muhammad Saw. merupakan peristiwa agung yang membawa cahaya bagi seluruh umat manusia. Beliau diutus oleh Allah Swt. sebagai rahmat bagi seluruh alam. Sebagai umat Islam, kita wajib mencintai dan bersyukur atas kelahiran beliau.
Bacaan Diba’ sangat dianjurkan untuk dibaca saat memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad. Maulid Diba’ terdiri dari 29 bacaan berupa syair dan prosa disertai ayat dan hadits. Untuk membaca Maulid Diba’, kita bisa membelinya di toko-toko kitab atau mengunduhnya melalui internet.