Perbedaan shalat wajib dan sunnah memberikan kita perspektif baru tentang prioritas dan keutamaan dalam beribadah. Sebagai umat Muslim, kita tentu ingin memahami lebih dalam tentang ibadah yang kita lakukan sehari-hari. Tahukah kamu ada berapa shalat wajib dan ada berapa shalat sunnah?
Shalat wajib adalah fondasi utama dalam menjalankan kewajiban kita sebagai Muslim. Melalui shalat wajib, kita membangun hubungan yang kuat dengan Allah dan menjalankan perintah-Nya dengan penuh keikhlasan. Ada 5 shalat wajib yang harus kita kerjakan setiap hari, yakni Subuh, Zuhur, Asar, Maghrib, dan Isya.
Di sisi lain, shalat sunnah adalah ibadah tambahan yang dianjurkan untuk menambah pahala dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Menariknya, shalat sunnah menawarkan fleksibilitas dan keutamaan tersendiri.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib yang Kucintai. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya." (HR. Bukhari, no. 2506). Dari sini, kita bisa melihat bahwa perbedaan shalat wajib dan sunnah dapat kita sinergikan untuk mengoptimalkan ketaqwaan.
Apa Itu Shalat Wajib dan Shalat Sunnah?
Shalat wajib adalah shalat yang harus dilakukan oleh setiap Muslim yang sudah baligh dan berakal. Ada berapa shalat wajib yang harus dilakukan setiap hari? Jawabannya adalah lima, yaitu Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. 5 shalat wajib ini memiliki waktu yang telah ditentukan dan tidak boleh ditinggalkan kecuali ada udzur syar'i.
Ibadah shalat lima waktu diwajibkan kepada umat Islam pada saat Nabi Muhammad SAW masih berada di Makkah, sebelum beliau hijrah ke Madinah. Kewajiban ini ditetapkan oleh Allah SWT pada peristiwa Isra' Mi'raj yang terjadi sekitar satu setengah tahun sebelum hijrah.
Baca Juga:
3 Keutamaan Shalat Dhuha dan Doa yang Dianjurkan
Pada malam tersebut, Allah SWT mewajibkan shalat lima waktu kepada Rasulullah dan secara berangsur-angsur menjelaskan syarat-syarat, rukun-rukun, serta hal-hal yang berkaitan dengan shalat tersebut. Penjelasan ini terus diberikan sehingga umat Islam dapat melaksanakan shalat dengan benar dan sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
Selain 5 shalat wajib, terdapat shalat sunnah yang memiliki banyak jenis dan keutamaan. Ada berapa shalat sunnah yang bisa kita lakukan? Jumlahnya sangat banyak dan beragam, termasuk di antaranya:
-
Shalat Sunnah Rawatib: Shalat yang dilakukan sebelum dan sesudah shalat wajib. Contohnya, dua rakaat sebelum Shubuh dan dua rakaat setelah Maghrib.
-
Shalat Dhuha: Shalat yang dilakukan setelah matahari terbit hingga menjelang waktu Dzuhur. Jumlah rakaatnya minimal dua dan maksimal dua belas.
-
Shalat Tahajjud: Shalat yang dilakukan setelah tidur pada malam hari, biasanya pada sepertiga malam terakhir. Jumlah rakaatnya tidak terbatas.
-
Shalat Witir: Shalat yang dilakukan sebagai penutup shalat malam. Biasanya dilakukan dengan jumlah rakaat ganjil, minimal satu rakaat.
-
Shalat Istikharah: Shalat yang dilakukan untuk meminta petunjuk Allah dalam menentukan pilihan. Biasanya dilakukan dua rakaat di waktu malam.
-
Shalat Tarawih: Shalat yang dilakukan pada malam hari selama bulan Ramadan. Biasanya dilakukan secara berjamaah dengan jumlah rakaat yang bervariasi, dari delapan hingga dua puluh rakaat.
-
Shalat Tahiyatul Masjid: Shalat dua rakaat yang dilakukan ketika seseorang memasuki masjid sebelum duduk. Shalat ini bertujuan untuk menghormati masjid.
-
Shalat Istisqa’: Shalat yang dilakukan untuk meminta hujan kepada Allah. Shalat ini biasanya dilakukan secara berjamaah di lapangan terbuka.
-
Shalat Gerhana: Shalat yang dilakukan ketika terjadi gerhana matahari (Kusuf) atau gerhana bulan (Khusuf).
Perbedaan Shalat Wajib dan Sunnah
Secara umum, 5 shalat wajib dan shalat sunnah memiliki banyak keutamaan yang luar biasa. Tapi, apa saja perbedaan shalat wajib dan sunnah? Dengan memahami perbedaan ini, kita bisa lebih bijak dalam menjalankan ibadah sehari-hari.
Yuk, kita kupas tuntas perbedaannya satu per satu, sambil merujuk pada Al-Qur'an dan hadits shahih. Perbedaan shalat wajib dan sunnah antara lain:
1. Konsekuensi Meninggalkan Shalat
Shalat wajib memiliki konsekuensi dosa jika ditinggalkan. Meninggalkan shalat wajib tanpa alasan yang sah merupakan dosa besar dan mendapatkan ancaman keras dalam Al-Qur'an dan hadits. Sementara itu, meninggalkan shalat sunnah tidak berdosa, namun seorang Muslim kehilangan pahala dan berbagai keutamaan yang dijanjikan.
"Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman," (QS. An-Nisa: 103).
2. Keutamaan dan Pahala
5 shalat wajib memiliki keutamaan yang besar dan menjadi amalan pertama yang akan dihisab pada hari kiamat. Di sisi lain, shalat sunnah meskipun tidak wajib tetapi memiliki banyak keutamaan dan pahala yang dapat memperbaiki kekurangan dalam shalat wajib.
"Amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik maka beruntung dan sukseslah dia. Jika shalatnya rusak maka celaka dan rugilah dia." (HR. Tirmidzi no. 413).
Baca Juga:
Amalan Shalat Tahajud, Apa Keutamaannya?
3. Pembatalan Shalat
Perbedaan lainnya adalah mengenai pembatalan shalat. Jika seseorang telah memulai shalat wajib, maka tidak boleh (haram) baginya membatalkan shalat tersebut kecuali karena kondisi darurat yang nyata.
Sebaliknya, shalat sunnah boleh dibatalkan jika terdapat suatu maksud atau tujuan yang sahih, meskipun hal ini dihukumi makruh. Ulama sepakat bahwa membatalkan shalat sunnah tanpa alasan yang jelas tidak berdosa, namun lebih baik untuk menyelesaikannya jika memungkinkan.
4. Pelaksanaan Berjamaah
Shalat wajib disyariatkan untuk dilaksanakan secara berjamaah di masjid, khususnya bagi laki-laki. Shalat berjamaah memiliki keutamaan yang besar, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
"Shalat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat dibanding shalat sendirian," (HR. Bukhari no. 645 dan Muslim no. 650).
Sebaliknya, shalat sunnah umumnya tidak disyariatkan secara berjamaah, kecuali shalat sunnah tertentu seperti shalat istisqa’ dan shalat kusuf. Ada juga shalat sunnah yang boleh dilakukan berjamaah secara tidak rutin, seperti shalat tahajud yang kadang dilakukan oleh Nabi bersama beberapa sahabatnya.
5. Jumlah Rakaat
5 Shalat wajib memiliki jumlah rakaat yang tetap dan tidak boleh ditambah atau dikurangi. Misalnya, shalat subuh dua rakaat, shalat dzuhur empat rakaat, dan seterusnya. Sedangkan shalat sunnah memiliki variasi dalam jumlah rakaat dan bisa disesuaikan dengan kemampuan dan keinginan seseorang. Misalnya, shalat sunnah rawatib bisa dilakukan dua atau empat rakaat sebelum atau sesudah shalat wajib.
6. Kekhususan Shalat Sunnah
Beberapa shalat sunnah memiliki kekhususan dan tata cara yang berbeda dengan shalat wajib, seperti shalat dhuha, shalat tahajjud, dan shalat witir. Setiap jenis shalat sunnah ini memiliki niat, waktu, dan jumlah rakaat yang spesifik sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.
7. Keabsahan Shalat di Atas Kendaraan
Salah satu perbedaan shalat wajib dan sunnah adalah bahwa shalat sunnah boleh dikerjakan di atas kendaraan tanpa adanya kondisi darurat. Seorang Muslim yang sedang dalam perjalanan dapat melaksanakan shalat sunnah di atas kendaraannya, baik itu mobil, pesawat terbang, atau bahkan unta, tanpa harus menghadap kiblat secara tetap.
Nabi Muhammad SAW sendiri pernah melakukan hal ini, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim:
"Dari Jabir bin Abdullah, bahwa Rasulullah SAW shalat di atas kendaraannya ke arah mana saja kendaraannya menghadap, tetapi jika beliau ingin melaksanakan shalat wajib, beliau turun dan menghadap kiblat," (HR. Bukhari no. 1000 dan Muslim no. 700).
Keutamaan Shalat Wajib dan Sunnah
Secara umum, 5 shalat wajib dan shalat sunnah memiliki banyak keutamaan bagi kehidupan seorang Muslim. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, shalat juga menjadi sarana untuk menenangkan hati dan pikiran serta memperbaiki perilaku.
Dalam berbagai sumber, baik Al-Qur'an maupun Hadis, berikut penjelasan yang menggambarkan pentingnya shalat dalam kehidupan seorang Muslim.
1. Mencegah Perbuatan Keji dan Mungkar
Shalat secara khusyu dan tepat waktu dapat menjadikan seseorang senantiasa diingatkan untuk menjauhi perbuatan yang tidak baik. Allah SWT berfirman:
"Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan," (QS. Al-Ankabut: 45).
2. Menghapus Dosa
Shalat yang dilakukan dengan benar dan penuh kesadaran akan membantu menghapus dosa-dosa kecil yang dilakukan oleh seorang Muslim. Rasulullah SAW bersabda:
"Bagaimana pendapat kalian jika ada sebuah sungai di depan pintu salah seorang dari kalian dan dia mandi di dalamnya lima kali sehari, apakah masih ada kotoran yang tersisa padanya?" Para sahabat menjawab, "Tidak ada kotoran yang tersisa padanya." Rasulullah SAW bersabda, "Begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapus dosa-dosa," (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Mendapatkan Ketenangan Hati
Shalat merupakan sarana bagi seorang Muslim untuk berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. Melalui shalat, seseorang bisa mencurahkan segala keluhan, masalah, dan permintaan kepada Allah, sehingga hati menjadi lebih tenang.
Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku," (QS. Taha: 14).
4. Mendapatkan Syafaat pada Hari Kiamat
Shalat yang dilakukan dengan ikhlas dan khusyu akan menjadi penolong bagi seorang Muslim di hari kiamat. Amalan ini dapat memberi syafaat agar diampuni dan dimasukkan ke dalam surga.
Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada seorang Muslim pun yang ketika waktu shalat wajib tiba, dia berwudhu dengan baik, khusyuk dan melaksanakan shalat dengan baik, kecuali itu akan menjadi penebus dosa-dosanya yang telah lalu, selama tidak melakukan dosa besar," (HR. Muslim).
5. Menjaga Hubungan dengan Allah
Shalat merupakan bentuk komunikasi langsung seorang hamba dengan Tuhannya. Melalui shalat, seorang Muslim menguatkan hubungan dengan Allah dan memperkuat iman. Dalam hadits qudsi, Allah SWT berfirman:
"Aku membagi shalat antara diri-Ku dan hamba-Ku menjadi dua bagian, setengah untuk-Ku dan setengah untuk hamba-Ku, dan hamba-Ku akan mendapatkan apa yang dia minta," (HR. Muslim).
6. Menjadi Cahaya di Dunia dan Akhirat
Shalat memberikan cahaya dalam kehidupan seorang Muslim, baik di dunia sebagai petunjuk hidup, maupun di akhirat sebagai penerang jalan menuju surga. Shalat yang dilakukan secara konsisten memberikan perlindungan dan rasa aman kepada seorang Muslim dari segala macam gangguan dan bahaya.
Rasulullah SAW bersabda: "Shalat adalah cahaya," (HR. Muslim).
"Barangsiapa yang menjaga shalat, maka shalat tersebut akan menjadi cahaya, petunjuk, dan keselamatan baginya pada hari kiamat," (HR. Ahmad).
Baca Juga:
Renovasi Mushola Di Pelosok Nusantara
7. Menjadi Bukti Keimanan
Shalat merupakan salah satu tanda nyata dari keimanan seorang Muslim. Dengan shalat, seorang Muslim menunjukkan kepatuhannya kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
"Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat, barangsiapa yang meninggalkannya maka dia telah kafir," (HR. Tirmidzi dan Nasa'i).
8. Membawa Keberkahan dalam Kehidupan
Shalat yang dilakukan dengan istiqamah mendatangkan keberkahan dalam setiap aspek kehidupan, baik itu rezeki, kesehatan, maupun kebahagiaan. Allah SWT berfirman:
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa," (QS. Thaha: 132).
Setelah memahami keutamaan shalat dan perbedaan shalat wajib dan sunnah, penting bagi kita untuk selalu berusaha menjaga konsistensi dalam beribadah. Baik dalam melaksanakan shalat wajib maupun shalat sunnah.
Rasulullah SAW bersabda, "Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang rutin walaupun sedikit," (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan menjaga rutinitas ibadah, kita tidak hanya memperkuat hubungan dengan Allah SWT, tetapi juga memperoleh ketenangan jiwa yang membawa keberkahan dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita terus berusaha istiqomah dalam setiap amalan baik, karena keteguhan dalam ibadah akan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.