Ayat Al-Quran tentang memilih pemimpin yang baik menjadi pedoman penting bagi umat Islam dalam memilih pemimpin yang amanah. Allah Swt. berfirman, "Sesungguhnya Aku akan menjadikan engkau pemimpin bagi manusia. Ibrahim bertanya: Dan dari keturunanku juga? Allah berfirman: Janji-Ku ini tidak berlaku bagi orang yang zalim." (QS. Al-Baqarah: 124).
Ayat tersebut menekankan bahwa seorang pemimpin tidak boleh zalim dan harus menjaga amanah dengan baik. Kepemimpinan adalah tanggung jawab besar di hadapan Allah swt., bukan sekadar jabatan yang dikejar demi kepentingan pribadi.
Kepemimpinan dalam Islam selalu dikaitkan dengan konsep pelayanan dan tanggung jawab besar. Ketika Abu Dzar meminta suatu jabatan, Rasulullah Saw. bersabda: “Kamu lemah, ini adalah amanah sekaligus dapat menjadi sebab kenistaan dan penyesalan di hari kemudian (bila disia-siakan),” (H. R. Muslim).
Kepemimpinan adalah amanah besar yang jika tidak ditunaikan dengan benar akan menjadi sumber penyesalan di hari kiamat. Oleh karena itu, cara memilih pemimpin dalam Islam haruslah didasarkan pada prinsip keadilan, amanah, dan tanggung jawab yang besar. Tidak lupa doa untuk calon pemimpin yang amanah juga sangat dianjurkan agar mereka diberi kekuatan untuk menjalankan tugasnya dengan baik.
Dalam sebuah hadits pemimpin yang adil, Rasulullah Saw. menyebutkan bahwa pemimpin yang adil masuk sebagai salah satu dari tujuh golongan orang yang akan berada di bawah naungan Allah pada hari kiamat. Sebaliknya, pemimpin yang zalim pun akan mendapatkan balasan dari perbuatannya.
Rasulullah Saw. Pernah berdoa, “Ya Allah, siapa yang mengemban tugas mengurusi umatku kemudian dia menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia. Siapa yang mengemban tugas mengurusi umatku dan memudahkan mereka, maka mudahkanlah dia.” (HR Muslim).
Baca Juga:
Ulil Amri dalam Surat An Nisa Ayat 59
Lalu, bagaimana cara memilih pemimpin dalam Islam? Berdasarkan ayat Al-Quran tentang memilih pemimpin yang baik serta hadits pemimpin yang adil, berikut panduan yang bisa kita ikuti.
1. Pilih Pemimpin yang Beriman dan Taat kepada Allah
Seorang pemimpin yang beriman kepada Allah akan selalu bertindak berdasarkan petunjuk-Nya. Ketaatan kepada Allah akan menuntun seorang pemimpin untuk bersikap adil, bertanggung jawab, dan bijaksana. Pemimpin yang beriman tidak akan tergoda oleh kekuasaan duniawi, tetapi akan selalu mengutamakan kemaslahatan rakyat dan takut akan pertanggungjawaban di akhirat.
"Dan janganlah kalian cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain dari Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan." (QS. Hud: 113)
2. Pilih Pemimpin yang Adil
Keadilan merupakan syarat utama dalam memilih pemimpin. Seorang pemimpin yang adil akan selalu mencari kebenaran dan menegakkan keadilan tanpa rasa takut atau memihak pada golongan tertentu. Ia akan memperlakukan semua orang dengan sama dan memberikan keputusan yang adil dalam setiap perkara.
"Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa." (QS. Al-Maidah: 8)
Dalam sebuah hadits pemimpin yang adil, Rasulullah Saw. Bersabda, “seseorang yang diangkat sebagai pemimpin dan dia memimpin rakyatnya dengan keadilan, dia akan bersama Allah pada hari kiamat dalam naungan-Nya.” (H.R. Muslim).
3. Pilih Pemimpin yang Tidak Ambisius Terhadap Jabatan
Seorang calon pemimpin yang terlalu berambisi terhadap kekuasaan dikhawatirkan tidak mampu menjalankan amanah dengan baik. Ambisi dapat membawa pada sikap egois dan hanya mementingkan diri sendiri. Oleh karena itu, calon pemimpin yang baik adalah yang rendah hati dan tidak berambisi mendapatkan kekuasaan.
Rasulullah Saw. bersabda: “Demi Allah, kami tidak akan memberikan jabatan ini kepada seseorang yang memintanya atau kepada seseorang yang berambisi mendapatkannya.” (HR. Muslim).
4. Pilih Pemimpin yang Mengutamakan Kepentingan Rakyat
Seorang pemimpin yang baik akan selalu mendahulukan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi atau golongan. Pemimpin yang memprioritaskan rakyat akan selalu mendengarkan keluhan dan kebutuhan mereka, serta berusaha memberikan solusi yang terbaik untuk kepentingan bersama.
Baca Juga:
HaloZakat dilantik sebagai bagian dari kepengurusan Forum Zakat (FOZ) DK Jakarta periode 2024-2027
Rasulullah Saw. bersabda: "Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya." (HR. Bukhari dan Muslim).
5. Pilih Pemimpin yang Amanah
Amanah adalah sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang amanah akan menjaga kepercayaan yang diberikan kepadanya dan menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.
Amanah ini meliputi segala aspek, baik dalam mengelola kekuasaan, sumber daya, maupun dalam menjaga keadilan di tengah masyarakat. Amanah juga mencakup ketulusan dalam melayani rakyat dan tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan.
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil..." (QS. An-Nisa: 58)
6. Pilih Pemimpin yang Mampu Menegakkan Hukum dengan Baik
Penegakan hukum yang baik merupakan salah satu tanggung jawab utama seorang pemimpin. Hukum yang ditegakkan harus didasarkan pada syariat Islam dan pemimpin harus menjadi teladan dalam menaatinya. Dengan demikian, masyarakat akan merasa aman dan kepercayaan kepada pemimpin akan terjaga.
"Wahai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan kamu dari jalan Allah..." (QS. Shad: 26)
7. Pilih Pemimpin yang Bijaksana dalam Mengambil Keputusan
Pemimpin yang bijaksana adalah yang mampu mempertimbangkan berbagai aspek sebelum mengambil keputusan, tidak terburu-buru, dan selalu mencari solusi terbaik. Pemimpin yang bijaksana akan selalu meminta nasihat dari orang-orang yang kompeten, serta berusaha menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat.
"Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah." (QS. Ali 'Imran: 159)
8. Menilai Kapasitas dan Kemampuan Calon Pemimpin
Sebelum memilih seorang pemimpin, penting untuk menilai kapasitas dan kemampuan mereka dalam memimpin. Seorang pemimpin tidak hanya membutuhkan keimanan dan sifat amanah, tetapi juga harus memiliki kompetensi dan keterampilan yang memadai untuk mengelola masyarakat dengan bijaksana.
Memahami tugas-tugas kepemimpinan dan kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat sangatlah penting. Pemimpin yang tidak memiliki kapasitas yang memadai bisa saja menimbulkan kerusakan atau kesewenang-wenangan, sehingga harus ada evaluasi mendalam sebelum memberikan amanah tersebut.
Baca Juga:
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancuran.” (H.R. Abu Dawud).
9. Mendoakan Pemimpin yang Amanah
Selain berikhtiar dalam memilih pemimpin yang amanah, salah satu langkah penting yang dapat dilakukan adalah memanjatkan doa. Doa untuk calon pemimpin yang amanah menjadi bentuk harapan agar Allah memberikan pemimpin terbaik yang akan memimpin dengan bijaksana dan bertanggung jawab.
Salah satu doa yang dianjurkan adalah:
اللّهُمَّ وَلِّ عَلَيْنَا خِيَارَنا وَلَا تُوَلِّ عَلَيْنا شِرَارَنا.
Allahumma walli ‘alainaa khiyaronaa wa laa tuwalli ‘alainaa syiroronaa
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah orang terbaik kami sebagai pemimpin kami. Jangan Engkau berikan kekuasaan itu pada orang yang jahat dari kami.”
Memilih pemimpin yang amanah merupakan langkah penting dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera. Ayat Al-Quran tentang memilih pemimpin yang baik mengingatkan kita bahwa pemimpin bukan sekadar jabatan, melainkan amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
Kita perlu mematuhi cara memilih pemimpin dalam Islam yang mengedepankan nilai-nilai integritas dan keadilan, sebagaimana tertuang dalam hadits pemimpin yang adil. Sehingga kita dapat memiliki pemimpin yang tidak hanya berkuasa, tetapi juga berkomitmen untuk melayani rakyat dengan sebaik-baiknya.