Bacaan niat sholat taubat serta tata caranya tidak jauh berbeda dengan sholat lainnya, khususnya sholat sunnah. Empat madzhab ulama sepakat bahwa sholat taubat adalah sholat sunnah untuk memohon ampunan Allah swt. atas dosa-dosa yang telah dilakukan.
Manusia memang merupakan makhluk yang tidak luput dari dosa dan kesalahan, baik sengaja maupun tidak. Namun manusia memiliki kedudukan yang spesial karena diberikan akal pikiran untuk membedakan perbuatan baik dan buruk.
Ketika melakukan perbuatan yang dilarang Allah Swt., kita harus bersegera memperbaiki diri dan bertaubat dengan sungguh-sungguh. Sholat taubat dianjurkan Rasulullah Saw. sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut:
“Tidaklah seorang hamba melakukan dosa, kemudian bersuci dan shalat dua rakaat, kemudian memohon ampun kepada Allah, kecuali Allah pasti akan mengampuni dosanya,” (HR. Tirmidzi no. 406, Abu Daud no. 1521).
Baca Juga:
Amalan Shalat Tahajud, Apa Keutamaannya?
Kemudian Nabi Muhammad Saw. membacakan firman Allah swt. berikut:
“Demikian (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka (segera) mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan apa yang mereka kerjakan (perbuatan dosa itu) sedangkan mereka mengetahui(nya).” (QS Ali Imran: 135).
Bagaimana cara sholat taubat? Meskipun tidak ada tuntunan spesifik terkait sholat taubat tata cara yang membedakannya dengan sholat sunnah lainnya, terdapat beberapa ketentuan dari Rasulullah Saw. yang bisa kita jadikan panduan.
Sholat Taubat: Tata Cara dan Bacaannya
Sholat taubat bisa dikerjakan tanpa terbatas waktu tertentu, boleh siang maupun malam. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Demikian pula shalat taubat (termasuk shalat yang memiliki sebab dan harus segera dilakukan, sehingga boleh dilakukan meskipun waktu terlarang untuk shalat[6]). Jika seseorang berbuat dosa, maka taubatnya itu wajib, yaitu wajib segera dilakukan. Dan disunnahkan baginya untuk melaksanakan shalat taubat sebanyak dua raka’at. Lalu ia bertaubat sebagaimana keterangan dalam hadits Abu Bakr Ash Shiddiq.”.
Jadi, sholat taubat berapa rakaat? Dari keterangan yang sama di atas dijelaskan juga bahwa sholat taubat sebanyak dua rakaat. Kita dapat mengawalinya dengan bacaan niat sholat taubat 2 rakaat, yakni “Ushalli sunnatat taubati rak'ataini lillahi taala”.
Selanjutnya, berikut tata cara sholat taubat sesuai tuntunan Rasulullah saw.
1. Melakukan Takbiratul Ihram
Setelah membaca niat sholat taubat 2 rakaat, lakukan takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan, sebagai tanda memulai sholat. Ini adalah bagian awal dari sholat, di mana seseorang mulai masuk ke dalam ibadah kepada Allah.
2. Membaca Doa Iftitah, Surat Al-Fatihah, dan Surat Pendek
Di rakaat pertama, setelah takbiratul ihram, kita membaca doa iftitah untuk memuji Allah, diikuti dengan Surat Al-Fatihah, dan kemudian membaca surat pendek pilihan. Membaca Al-Fatihah adalah rukun dalam setiap rakaat sholat yang tidak boleh ditinggalkan.
3. Rukuk, Iktidal, Sujud, dan Duduk di Antara Dua Sujud
Setelah membaca surat pendek, lakukan rukuk dengan tenang, kemudian iktidal (berdiri kembali setelah rukuk), sujud pertama, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua. Gerakan ini menunjukkan ketundukan penuh kepada Allah dan mengakui kelemahan diri di hadapan-Nya.
4. Bangkit untuk Rakaat Kedua dan Ulangi Seperti Rakaat Pertama
Setelah menyelesaikan rakaat pertama, bangkit untuk melanjutkan rakaat kedua. Di rakaat kedua, ulangi langkah-langkah yang sama seperti rakaat pertama, yakni membaca Surat Al-Fatihah, surat pendek, rukuk, iktidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua.
5. Tasyahud Akhir dan Salam
Di akhir rakaat kedua, duduk untuk tasyahud akhir, lalu mengucapkan salam sebagai penutup sholat. Dengan salam, sholat dianggap selesai, dan kita telah menjalankan ibadah dengan penuh kepasrahan dan pengharapan akan ampunan Allah.
Baca Juga:
Yuk, Ikut Berbagi Bahagia di Program Khitanan Massal HaloZakat!
6. Berdoa dan Memperbanyak Istigfar
Setelah salam, dianjurkan untuk memperbanyak istigfar, seperti membaca Astaghfirullahal 'azhim atau doa lainnya. Perbanyak doa memohon ampunan kepada Allah dengan tulus. Istigfar menunjukkan kesungguhan seseorang dalam meminta maaf atas dosa-dosa, seraya berharap Allah menerima taubatnya.
Syarat Diterimanya Taubat
Kodrat manusia sebagai makhluk yang bisa melakukan kesalahan dan mengulanginya berkali-kali bukanlah alasan untuk meremehkan perbuatan dosa. Meskipun Allah Swt. Maha Pengampun, sudah selayaknya kita berusaha dengan penuh kesungguhan untuk benar-benar bertaubat, yaitu taubat nasuha.
Allah Swt. berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuha (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At Tahrim: 8).
Setelah melakukan sholat taubat, kita perlu secara konsisten menjaga diri agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Penyesalan yang sungguh-sungguh merupakan salah satu syarat untuk bertaubat.
Selengkapnya, berikut syarat diterimanya taubat yang harus kita lakukan:
1. Taubat Dilakukan dengan Ikhlas dan Hanya untuk Allah
Taubat harus dilakukan semata-mata karena Allah, bukan karena manusia atau keinginan duniawi. Ini adalah bentuk penghambaan kepada Allah dan menunjukkan bahwa seseorang benar-benar kembali kepada-Nya. Termasuk bacaan niat sholat taubat dilakukan dalam rangka menunjukkan ketulusan hati kepada Allah.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an, "Dan (mereka) yang tidak mengharap sesuatu dari apa yang mereka perbuat melainkan mengharap ridha Allah semata" (QS. Al-Baqarah: 112).
2. Menyesali Dosa yang Telah Dilakukan
Rasa penyesalan adalah inti dari taubat. Seseorang yang benar-benar bertaubat akan merasa sedih dan menyesal atas kesalahannya, serta bertekad untuk tidak mengulanginya. Rasa sesal ini menunjukkan bahwa seseorang menyadari kesalahannya dan memiliki niat tulus untuk berubah.
3. Meninggalkan Perbuatan Dosa
Saat melakukan taubat, seseorang harus segera meninggalkan dosa yang dilakukannya dan kembali menjalankan kewajiban yang sempat ditinggalkan. Misalnya, jika seseorang meninggalkan shalat wajib, maka ia harus kembali melaksanakannya.
Baca Juga:
Allah berfirman, "Dan orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka segera mengingat Allah, lalu memohon ampunan" (QS. Ali Imran: 135). Taubat juga mencakup memperbaiki hubungan dengan sesama, seperti meminta maaf jika telah berbuat zalim.
4. Bertekad untuk Tidak Mengulangi Dosa di Masa Depan
Ketika seseorang bertaubat, ia harus bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut. Tekad ini menjadi penanda bahwa ia benar-benar membenci maksiat tersebut. Jika masih ada keinginan untuk mengulangi dosa, maka taubatnya belum sempurna. Ulama sepakat bahwa salah satu syarat taubat adalah niat kuat untuk meninggalkan dosa secara permanen dan tidak mengulanginya lagi.
5. Taubat Dilakukan Sebelum Ajal atau Tanda Akhir Zaman
Taubat hanya diterima jika dilakukan sebelum ajal menjemput atau sebelum matahari terbit dari arah barat, yang menjadi salah satu tanda datangnya kiamat. Karena itu, cara sholat taubat dan proses bertaubat hendaknya dilakukan dengan segera dan tanpa penundaan.
Allah berfirman, "Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang terus-menerus) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, ‘Sesungguhnya saya bertaubat sekarang’" (QS. An-Nisa: 18).
Sholat taubat adalah cara menunjukkan kesungguhan untuk kembali ke jalan Allah dan berusaha tidak mengulangi dosa yang sama. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah lebih senang terhadap taubat hamba-Nya melebihi seseorang yang menemukan kembali untanya yang hilang di padang yang luas.” (HR Bukhari dan Muslim).