Peristiwa di Bulan Rabiul Akhir
hero

Peristiwa di Bulan Rabiul Akhir

28 July 2025 |Artikel

Bulan Rabiul Akhir adalah bulan keempat dalam kalender Hijriah, tepatnya setelah Rabiul Awwal dan sebelum Jumadal Ula. Dalam sejarah Arab pra-Islam, bulan ini pernah disebut Wubshan atau Wabshan. 

Penamaan Rabi‘ muncul dari kondisi alam pada masa itu, yaitu musim semi ketika rerumputan tumbuh subur dan pepohonan berbuah. Menurut sebagian riwayat, nama ini pertama kali diberikan oleh Kilab bin Murrah, buyut kelima Rasulullah Saw.  

Pada masa itu musim semi biasanya berlangsung dua bulan, maka dua bulan itu dikenal sebagai Rabiul Awwal dan Rabiul Akhir. Dengan demikian, Rabiul Akhir artinya musim semi kedua, yang kemudian menjadi nama bulan dalam penanggalan Hijriah.

Al-Qur’an menegaskan bahwa perhitungan waktu adalah ketetapan Allah yang tidak terpisahkan dari penciptaan alam. Rabiul Akhir memang tidak termasuk bulan haram, tetapi tetap memiliki nilai penting sebagai bagian dari siklus waktu yang Allah tetapkan. 

Ulama bahasa juga mencatat variasi penyebutan bulan ini. Masyarakat Arab biasanya mendahului dengan kata syahr (bulan), lalu diucapkan dengan dua cara, yakni syahru rabi‘in al-akhir atau syahru rabi‘il akhir. Tradisi ini memperlihatkan bagaimana penamaan bulan bukan hanya penanda waktu, tetapi juga cerminan peradaban Arab yang kemudian diwarisi umat Islam. 


Baca Juga:

Bacaan Sholawat Nabi dan Keutamaannya


Setelah memahami asal-usul penamaan dan kedudukannya, kita dapat melihat lebih jelas bagaimana peristiwa di bulan Rabiul Akhir, amalan Rabiul Akhir, dan keutamaan bulan Rabiul Akhir tercatat dalam sejarah dan ajaran Islam. Kesadaran ini mengingatkan kita agar menghargai setiap pergantian bulan dengan memperbanyak amal saleh dan menjauhi kebiasaan yang tidak berdasar.

Peristiwa Penting di Bulan Rabiul Awal

Peristiwa di bulan Rabiul Akhir menunjukkan bagaimana Allah menolong Rasul-Nya dan meneguhkan kaum muslimin dalam menghadapi tantangan yang besar. Dengan menelusuri catatan sejarah pada bulan ini, kita dapat memahami lebih dalam arti perjuangan dan hikmah yang terkandung di balik setiap kejadian, 

Berikut beberapa peristiwa di bulan Rabiul Akhir yang perlu kita ketahui untuk memperkuat iman dan memperbanyak amalan Rabiul Akhir dengan penuh kesadaran.

1. Pengusiran Bani Nadhir dan Turunnya Surat al-Hasyr

Salah satu peristiwa di bulan Rabiul Akhir adalah pengusiran Bani Nadhir dari Madinah. Kaum Yahudi ini melakukan makar dengan berusaha membunuh Rasulullah Saw. Akhirnya Allah menolong Rasul-NYA dan menetapkan pengusiran Bani Nadhir. 

Kejadian ini diabadikan dalam Al-Qur’an, “Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama.” (QS. Al-Hasyr: 2).

2. Pengutusan Khalid bin al-Walid ke Bani al-Harits ibn Ka‘b

Pada tahun ke-10 Hijriah, Rasulullah Saw. mengutus Khalid bin al-Walid untuk mendakwahi Bani al-Harits ibn Ka‘b. Dengan izin Allah, mereka menerima Islam dan bersyahadat di hadapan Khalid. 

bulan rabiul awal banyak peristiwa umat islam

Peristiwa di bulan Rabiul Akhir ini menjadi bukti bahwa dakwah Islam tidak selalu berlangsung melalui peperangan, melainkan juga dengan pendekatan damai yang menghasilkan keislaman sebuah kabilah secara keseluruhan. Hal ini menjadi salah satu keutamaan bulan Rabiul Akhir dalam sejarah Islam.

3. Perang Dzat ar-Riqa‘

Menurut riwayat Ibnu Ishaq, perang Dzat ar-Riqa‘ berlangsung pada bulan Rabiul Akhir tahun ke-4 Hijriah, setelah peristiwa Bani Nadhir. Rasulullah Saw. memimpin pasukan menghadapi ancaman suku Ghathafan. 

Dalam peperangan ini kaum muslimin menunjukkan keteguhan meski menghadapi keterbatasan. Riwayat ini juga menjadi asal mula praktik shalat khauf yang dilakukan dalam kondisi perang, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, “Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama mereka…” (QS. An-Nisa: 102).

4. Perang al-Ghabah

Pada tahun ke-6 Hijriah, terjadi peristiwa penyerangan kaum musyrikin terhadap unta-unta sedekah kaum muslimin di daerah al-Ghabah. Rasulullah Swt. segera memimpin pasukan dan berhasil mengembalikan unta-unta tersebut. Meskipun skala peperangan ini tidak sebesar perang lainnya, peristiwa tersebut memperlihatkan kepemimpinan Rasulullah yang sigap dan keberanian kaum muslimin dalam menjaga amanah umat.

5. Ekspedisi al-Ghamr dan Dzul Qashshah

Bulan Rabiul akhir juga mencatat pengiriman pasukan ekspedisi. ‘Ukasyah bin Mihshan memimpin perang al-Ghamr, sementara Muhammad bin Maslamah diutus Rasulullah Saw. ke wilayah Dzul Qashshah. 


Baca Juga:

Mengapa Bulan Muharram Menjadi awal Tahun Baru Islam?


Kedua ekspedisi ini memperlihatkan strategi Rasulullah dalam menjaga stabilitas keamanan Madinah dari ancaman luar. Peristiwa ini menunjukkan bahwa keutuhan umat dan perlindungan wilayah Islam selalu menjadi prioritas dakwah Nabi.  

Keutamaan dan Amalan Bulan Rabiul Akhir

Bulan Rabiul Akhir merupakan salah satu fase penting dalam kalender Hijriah. Keutamaan bulan Rabiul Akhir terletak pada peluang untuk mendekatkan diri kepada Allah, memperbaiki hubungan dengan sesama, serta meneguhkan iman melalui amal saleh. Dengan menyadari hikmah dari peristiwa di bulan Rabiul Akhir, seorang muslim bisa lebih termotivasi menjaga konsistensi ibadah sebagai bekal menuju ridha Allah.

Beberapa amalan Rabiul Akhir antara lain:

1. Memperbanyak Membaca Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah pedoman utama umat Islam yang selalu relevan untuk dibaca, dipelajari, dan diamalkan. Membaca Al-Qur’an akan membuka hati, memperkuat iman, sekaligus menjadi amalan Rabiul Akhir yang sangat dianjurkan. 

bulan rabiul awal adalah bulan memperbanyak membaca al quran

Allah berfirman, “Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152).

2. Memperbanyak Shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.

Shalawat adalah bentuk cinta kepada Rasulullah Saw. sekaligus sarana meraih rahmat Allah. Umat Islam dianjurkan memperbanyak shalawat, karena Rasulullah sendiri menjanjikan keutamaan besar bagi siapa saja yang melakukannya. 

Beliau bersabda, “Barangsiapa bershalawat kepadaku sekali saja, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim).

3. Puasa Ayyamul Bidh (Tanggal 13, 14, 15 Hijriah)

Salah satu amalan sunnah yang dianjurkan pada bulan Rabiul Akhir adalah melaksanakan puasa Ayyamul Bidh. Puasa ini dilaksanakan setiap pertengahan bulan Hijriah, baik ketika di rumah maupun dalam perjalanan. 

Ibnu Abbas ra meriwayatkan, “Rasulullah Saw. sering tidak berbuka (berpuasa) pada hari-hari yang malamnya terang (Ayyamul Bidh), baik ketika di rumah maupun sedang bepergian.” (HR. An-Nasa’i).


Baca Juga:

B1SA : Bangun 1000 Sumber Air Bersih


4. Memperbanyak Istighfar dan Taubat

Setiap muslim dianjurkan untuk memperbanyak istighfar dan bertaubat di bulan ini. Taubat yang tulus akan mendatangkan ampunan Allah, sebagaimana firman-Nya,  “Barangsiapa mengerjakan kejahatan atau menganiaya dirinya, kemudian ia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa: 110).

5. Sedekah dan Amal Sosial

Selain ibadah mahdhah, umat Islam juga dianjurkan memperbanyak amal sosial seperti bersedekah, membantu fakir miskin, atau terlibat dalam kegiatan bermanfaat. Sedekah menjadi salah satu pintu keberkahan yang besar. 

Rasulullah Saw. bersabda, “Sedekah itu dapat memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api.” (HR. At-Tirmidzi).

Dengan melaksanakan amalan Rabiul Akhir dan konsisten di bulan lainnya, umat Islam dapat memperkuat hubungan dengan Allah sekaligus menebar manfaat bagi sesama. Rabiul Akhir artinya bukan hanya sekadar nama dalam penanggalan Hijriah, melainkan momentum untuk memperbanyak ibadah dan meneladani perjuangan Rasulullah Saw. Sehingga kita dapat meraih keberkahan yang termasuk keutamaan bulan Rabiul Akhir.



Baca Juga Artikel Lainnya