3 konsep pendidikan Islam yaitu tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib memiliki peran masing-masing yang saling melengkapi. Tarbiyah adalah pengasuhan yang menumbuhkan nilai spiritual. Ta'lim adalah pemberian bekal ilmu. Sedangkan ta'dib adalah pengajaran adab dan etika.
Tiga konsep pendidikan Islam tersebut sejalan dengan visi Hari Anak Sedunia yang diperingati setiap tanggal 20 November. Sebagai hari aksi global UNICEF untuk anak-anak, peringatan Hari Anak Sedunia bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak secara menyeluruh, baik dari sisi pengetahuan, moralitas, maupun spiritual.
Islam sebagai agama rahmatan lil alamin sangat menekankan pentingnya pendidikan. Allah Swt. menyiratkannya dalam ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan, yakni dalam Surah Al-Alaq ayat 1-5:
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya,” (QS. Al-Alaq: 1-5).
Orang-orang yang mencari ilmu memiliki kedudukan tersendiri di sisi Allah. Selain dapat meninggikan derajat di dunia, seseorang yang berilmu juga dijanjikan jalan yang mudah ke surga. Rasulullah Saw. bersabda: “Siapapun yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga,” (HR. Tirmidzi).
Mengingat banyaknya keutamaan bagi orang berilmu, tidak ada alasan bagi seorang muslim untuk bermalas-malasan dalam menempuh pendidikan. Orang tua dan para pendidik hendaknya terus memotivasi siswa dan mengakomodasi semua kebutuhan untuk menerapkan konsep pendidikan yang ideal.
Baca Juga:
Yuk, Ikut Berbagi Bahagia di Program Khitanan Massal HaloZakat!
3 konsep pendidikan Islam yaitu tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib telah ada sejak dahulu dan berasal dari ajaran Islam dalam kontek yang luas. Di era modern, para ulama dan cendekiawan Muslim seperti Imam Al-Ghazali dan Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas telah mengembangkan pemahamannya secara terstruktur untuk membentuk siswa yang pintar secara akademis, sekaligus berakhlak terpuji.
1. Tarbiyah
Tarbiyah adalah proses pendidikan yang menekankan perkembangan jasmani, akal, dan jiwa. Konsep ini merujuk pada upaya membimbing seseorang agar tumbuh menjadi manusia yang seimbang dalam semua aspek kehidupan.
Secara etimologis, tarbiyah berhubungan dengan kata “rabba” yang berarti mengasuh, merawat, dan menumbuhkan. Dalam perspektif ini, tarbiyah bukan sekadar proses pendidikan akademik tetapi juga pengasuhan dan pembinaan yang berkesinambungan.
Konsep ini berupaya membentuk pribadi yang utuh, tidak hanya pintar secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral dan spiritual. Proses tarbiyah dalam Islam bertujuan agar manusia dapat menjalankan peran sebagai khalifah di bumi dengan penuh tanggung jawab. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt., “Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi,” (QS. Al-Baqarah: 30).
Tarbiyah juga menekankan pada pengembangan karakter yang baik sejak usia dini. Dalam Islam, anak-anak diajarkan nilai-nilai dasar seperti kejujuran, kebaikan hati, kedisiplinan, dan kasih sayang. Proses ini bukan hanya melibatkan pendidikan di sekolah, tetapi juga dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
Melalui tarbiyah, seorang muslim diajarkan untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara komprehensif. Proses tarbiyah yang menyeluruh akan menciptakan individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan mulia. Dalam hal ini, tarbiyah menjadi pondasi utama dalam membangun generasi yang siap menjadi pemimpin di tengah masyarakat.
2. Ta'lim
Ta'lim adalah proses pendidikan yang berfokus pada transfer ilmu pengetahuan dan wawasan. Kata “ta'lim” sendiri berasal dari akar kata “’allama” yang berarti mengajarkan atau memberi tahu.
Allah Swt. berfirman, “Dan Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) semuanya” (QS. Al-Baqarah: 31). Ayat ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan aspek fundamental dalam pendidikan manusia. Ta'lim memberikan kemampuan dasar bagi manusia untuk mengenali dan memahami lingkungannya dengan baik.
Proses ta'lim meliputi pendidikan formal dan non-formal. Ta'lim adalah sarana untuk memperluas pemahaman seseorang. Sehingga kita dapat memanfaatkan ilmu yang diperoleh untuk kebaikan diri sendiri dan masyarakat sekitar. Selain itu, ta'lim juga mendorong pemahaman mendalam mengenai ajaran agama, sehingga seseorang dapat mengamalkan ilmunya secara benar.
Metode pembelajaran dalam ta’lim dapat beragam, seperti ceramah, diskusi, atau tanya jawab. Proses pembelajaran dalam Islam menekankan metode yang partisipatif dan komunikatif, di mana guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing murid untuk memahami ilmu secara mendalam.
Dengan pendekatan ini, proses ta'lim tidak hanya menambah pengetahuan tetapi juga mendorong kemampuan berpikir kritis dan analitis. Pengetahuan yang diperoleh melalui ta'lim diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata serta membentuk individu yang berilmu dan beramal sholeh.
Baca Juga:
Ta'lim berperan penting dalam membangun generasi yang cerdas dan tanggap terhadap perkembangan zaman. Pendidikan ta'lim mengajarkan untuk memahami tantangan zaman tanpa mengabaikan nilai-nilai agama. Dalam dunia yang semakin kompleks, ta'lim membantu seseorang untuk memiliki pemahaman yang luas dan mendalam. Sehingga peserta didik mampu menghadapi perubahan tanpa kehilangan jati diri dan prinsip-prinsip agama.
3. Ta'dib
Ta'dib adalah pendidikan yang berfokus pada pembentukan adab atau tata krama dalam diri seseorang. Dalam Islam, ta'dib mencakup pendidikan etika dan moral yang mengajarkan bagaimana seseorang berperilaku dengan baik dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
Kata “ta’dib” berasal dari kata “adab,” yang berarti sopan santun, tata krama, atau adab yang baik. Tujuan utama ta'dib adalah menanamkan akhlak mulia pada umat Muslim, sehingga mereka dapat hidup dengan penuh hormat terhadap orang lain. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia,” (HR. Bukhari).
Ta'dib menekankan pentingnya adab dalam segala aspek kehidupan, baik dalam hubungan dengan Allah, sesama manusia, maupun alam sekitar. Dalam konteks keluarga, ta'dib mengajarkan anak untuk menghormati orang tua, berbicara dengan santun, dan menghargai perasaan orang lain.
Di dalam masyarakat, ta'dib membentuk pribadi yang mampu berinteraksi secara etis dan bertanggung jawab. Pendidikan ta'dib menanamkan nilai-nilai yang menjadi pondasi bagi kehidupan bermasyarakat yang harmonis dan beradab.
Pada dasarnya, ta'dib menyiapkan manusia untuk menghadapi kehidupan dengan sikap yang mulia. Ini sangat penting dalam Islam, di mana sikap dan tata krama merupakan bagian integral dari iman. Misalnya, Islam mengajarkan pentingnya menjaga lisan, jujur, serta bertindak dengan amanah dalam setiap urusan.
Pendidikan ta'dib berfungsi sebagai landasan bagi kita agar dapat berinteraksi dalam masyarakat dengan sikap yang baik dan penuh hormat. Melalui ta'dib, seorang muslim akan selalu berusaha untuk bersikap adil, sabar, dan bijaksana.
Baca Juga:
Ta'dib menjadi aspek yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kepribadian seorang muslim. Dengan ta'dib, siswa belajar untuk hidup dengan sikap yang mulia dan tidak mudah terpengaruh oleh godaan duniawi.
Pendidikan ta'dib yang berfokus pada pembentukan akhlak dan adab, menyiapkan kita untuk menjadi teladan bagi orang lain di sekitarnya. Dengan karakter yang baik, seseorang tidak hanya akan membawa manfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan.
3 konsep pendidikan Islam yaitu tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib membentuk kerangka pendidikan yang utuh dan seimbang. Ketiganya saling melengkapi dalam membangun karakter manusia yang cerdas, berakhlak, dan bertanggung jawab.