Shalat hajat adalah salah satu bentuk munajat seorang hamba kepada Allah Swt. Ketika sedang memiliki hajat atau suatu kebutuhan yang ingin segera terpenuhi, umat Muslim dapat melaksanakan sholat hajat sebanyak 2 rakaat sampai yang lebih utama 12 rakaat. Dilanjutkan dengan membaca doa setelah shalat hajat yang diajarkan Rasulullah Saw.
“Dari Usman bin Hunaif (diriwayatkan) bahwasannya seorang lelaki buta datang kepada Nabi saw seraya berkata: Doakanlah aku agar Allah menyembuhkanku. Beliau bersabda: Jika kamu mau, maka aku tangguhkan bagimu dan itu lebih baik, dan jika kamu mau, maka aku akan doakan kamu. Lelaki itu berkata, Doakanlah. Kemudian Rasulullah Saw. menyuruhnya agar berwudu dan membaguskan wudunya, lalu shalat dua rakaat dan berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku meminta dan menghadap kepada-Mu dengan perantaraan Muhammad, Nabi pembawa rahmat. Ya Muhammad, aku telah menghadap dengan perantaraanmu kepada Rabb-ku di dalam hajatku ini agar terpenuhi. Ya Allah, berilah syafaat kepadanya bagi diriku,” (H.R. Ibnu Majah).
Baca Juga:
3 Keutamaan Shalat Dhuha dan Doa yang Dianjurkan
Tata cara shalat hajat serta bacaan shalat hajat rakaat pertama dan kedua tidak jauh berbeda dengan shalat sunnah lainnya. Namun demikian, terdapat bacaan niat shalat hajat dan doa setelah selesai shalat hajat tersendiri yang perlu diamalkan.
Tata Cara dan Bacaan Shalat Hajat
Shalat hajat adalah shalat sunnah 2-12 rakaat yang dilaksanakan untuk memohon kepada Allah agar mengabulkan hajat atau kebutuhan tertentu yang sangat diinginkan oleh seorang hamba. Berdasarkan penelusuran dari laman resmi Kementerian Agama RI, berikut ini tata cara dan bacaan shalat hajat.
1. Niat Melaksanakan Shalat Hajat
Langkah pertama dalam cara shalat hajat adalah berniat dengan tulus kepada Allah untuk melaksanakan shalat sunnah ini. Niatnya bisa diucapkan dalam hati atau dilafalkan sebagai berikut:
"Ushallî sunnatal ḫâjati rak‘ataini adâ‘an lillâhi ta‘âlâ."
Artinya: "Aku menyengaja shalat sunnah hajat dua rakaat tunai karena Allah SWT."
Niat ini penting karena merupakan dasar dari setiap ibadah yang dilakukan. Niat yang benar memastikan keikhlasan hati bahwa shalat ini ditujukan semata-mata untuk memohon pertolongan dan karunia dari Allah.
2. Rakaat Pertama dan Kedua
Setelah niat, mulailah shalat dengan membaca takbiratul ihram. Pada rakaat pertama, baca Surah Al-Fatihah dan dilanjutkan dengan bacaan shalat hajat berupa surah pendek, seperti Surah Al-Ikhlas dan ayat Kursi.
Demikian pula pada rakaat kedua, Surah Al-Fatihah dibaca terlebih dahulu, diikuti dengan surah pendek lainnya sesuai anjuran. Mengamalkan bacaan shalat hajat rakaat pertama dan kedua ini mendatangkan pahala dan mendekatkan seorang hamba kepada Allah swt. Sehingga peluang dikabulkannya permohonan atau hajatnya lebih besar.
3. Doa Setelah Shalat Hajat
Setelah selesai melaksanakan shalat sebanyak dua atau dua belas rakaat, duduklah dengan penuh ketenangan untuk melantunkan shalawat dan doa khusus. Bacaan doa setelah shalat hajat adalah sebagai berikut:
سُبْحَانَ الَّذِي لَبِسَ العِزَّ وَقَالَ بِهِ، سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ بِالمَجْدِ وَتَكَرَّمَ بِهِ، سُبْحَانَ ذِي العِزِّ وَالكَرَمِ، سُبْحَانَ ذِي الطَوْلِ أَسْأَلُكَ بِمَعَاقِدِ العِزِّ مِنْ عَرْشِكَ وَمُنْتَهَى الرَّحْمَةِ مِنْ كِتَابِكَ وَبِاسْمِكَ الأَعْظَمِ وَجَدِّكَ الأَعْلَى وَكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ العَامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بِرٌّ وَلَا فَاجِرٌ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Subḫânal-ladzî labisal-‘izza wa qâla bihi. Subḫânal-ladzî ta‘aththafa bil-majdi wa takarrama bihi. Subḫâna dzil-‘izzi wal-kirami, subḫâna dzith-thauli as’aluka bimu‘âqidil-‘izzi min ‘arsyika wa muntahar-raḫmati min kitâbika wa bismikal-a‘dhami wa jaddikal-a‘la wa kalimâtikat-tâmmâtil-‘âmmâtil-latî lâ yujâwizuhunna birrun wa lâ fâjirun an tushalliya ‘ala sayyidinâ Muḫammadin wa ‘ala âli sayyidinâ Muḫammadin.
Artinya, “Mahasuci Zat yang mengenakan keagungan dan berkata dengannya. Mahasuci Zat yang menaruh iba dan menjadi mulia karenanya. Mahasuci Zat pemilik keagungan dan kemuliaan. Mahasuci Zat pemilik karunia. Aku memohon kepada-Mu agar bershalawat untuk Sayyidina Muhammad dan keluarganya dengan garis-garis luar mulia Arasy-Mu, puncak rahmat kitab-Mu, dan dengan nama-Mu yang sangat agung, kemuliaan-Mu yang tinggi, kalimat-kalimat-Mu yang sempurna dan umum yang tidak dapat dilampaui oleh hamba yang taat dan durjana,”
Setelah itu, dianjurkan untuk membaca doa yang diajarkan Rasulullah Saw. sebagaimana riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim.
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الحَلِيمُ الكَرِيْمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ العَلِيُّ العَظِيْمُ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْمِ والحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
Lâ ilaha illallâhul-ḫalîmul-karîmu, lâ ilaha illallâhul-‘aliyyul-adhîmu subḫânallâhi rabbil-‘arsyil-‘adhîmi wal-ḫamdulillâhi rabbil-‘alamîna.
Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah yang santun dan pemurah. Tiada Tuhan selain Allah yang maha tinggi dan agung. Mahasuci Allah, Tuhan Arasy yang megah. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam,”
Baca Juga:
Bacaan shalat hajat ini mengandung pujian kepada Allah sebagai Zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Membaca doa ini dengan sepenuh hati menunjukkan kepasrahan kita kepada Allah dan pengakuan bahwa hanya Dia yang memiliki kuasa untuk memenuhi segala kebutuhan kita.
Selanjutnya, umat Muslim yang sedang memiliki hajat tertentu bisa melanjutkan bacaan doa Rasulullah Saw yang diriwayatkan Imam At-Tirmidzi berikut:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالسَلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لَا تَدَعْ لِيْ ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضىً إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Allâḫumma innî as’aluka mûjibâti raḫmatika, wa ‘azâ’ima maghfiratika, wal-ghanîmata min kulli birrin, was-salâmata min kulli itsmin lâ tada‘ lî dzanban illâ ghafartahu, wa lâ hamman illâ farrajtahu, wa lâ ḫâjatan hiya laka ridlan illâ qadlaitahâ yâ arḫamar-râḫimîna.
Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah yang maha lembut dan maha mulia. Maha suci Allah, penjaga Arasy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Aku mohon kepada-Mu bimbingan amal sesuai rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, kesempatan meraih sebanyak kebaikan, dan perlindungan dari segala dosa. Janganlah Kau biarkan satu dosa tersisa padaku, tetapi ampunilah. Jangan juga Kau tinggalkanku dalam keadaan bimbang, karenanya bebaskanlah. Jangan pula Kau telantarkanku yang sedang berhajat sesuai ridha-Mu karena itu penuhilah hajatku. Hai Tuhan yang maha pengasih”.
4. Memohon Hajat dengan Khusyuk
Terakhir, panjatkan doa secara khusus untuk hajat yang ingin dicapai. Pastikan doa tersebut sesuai dengan nilai-nilai kebaikan dan keridhaan Allah Swt. Keinginan yang hendak dicapai ini bisa berupa kemaslahatan agama maupun perkara duniawi yang tidak bertentangan dengan perintah Allah Swt.
Waktu pelaksanaan shalat hajat boleh kapan saja, seperti pada malam hari antara shalat Isya sampai dengan waktu Shubuh. Namun yang lebih utama adalah melaksanakan shalat hajat pada sepertiga malam yang terakhir saat Allah Swt. turun ke langit dunia untuk mengabulkan doa-doa umat Muslim.
Baca Juga:
Perbedaan Shalat Wajib dan Shalat Sunnah
Shalat hajat adalah salah satu cara untuk membuat doa lebih mustajab. Setelah melaksanakan shalat hajat, dianjurkan untuk memperkuat doa dengan beberapa amalan tambahan yang diyakini dapat mempercepat terkabulnya doa. Di antaranya adalah memperbanyak istighfar atau memohon ampun agar dosa-dosa yang menjadi penghalang terkabulnya doa dihapuskan.
Selain itu, melantunkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. secara berulang-ulang juga dianjurkan, karena shalawat dapat membuka pintu-pintu rahmat Allah. Perbanyak juga bersedekah dengan niat yang ikhlas agar menjadi salah satu amalan yang mempercepat terkabulnya doa. Sedekah dapat menarik kebaikan dan keberkahan.
Terakhir, kita harus senantiasa menjaga kebersihan hati dari prasangka buruk. Bisa jadi kita begitu menginginkan sesuatu, namun Allah Swt. lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kita dan kapan waktu yang paling tepat. Jika ternyata hajat kita belum terlaksana sesuai harapan, tetap berprasangka baik kepada Allah Swt. serta terus meningkatkan ketaqwaan.